Tiga reportase yang disampaikan wartawan VOV akan membantu Anda Sekalian memahami secara lebih jelas pilar-pilar kerja sama yang tipikal antara dua negara: dari ekonomi, perdagangan, investasi dari badan usaha hingga pendidikan-pelatihan:
Artikel 1: Kerja sama ekonomi, perdagangan – Titik cerah dalam hubungan Vietnam-Indonesia
Artikel 2: Harapan Badan usaha Vietnam-Indonesia pada pasar masing-masing negara.
Artikel 3: Kerja sama pendidikan Vietnam-Indonesia: Fondasi yang berkelanjutan bgi pembangunan dan pengertian.
Kerja sama ekonomi, perdagangan – Titik cerah dalam hubungan Vietnam-Indonesia
Sejak terjalinnya hubungan diplomatik pada tahun 1955, hubungan Vietnam-Indonesia selalu berkembang kuat di semua bidang. Vietnam dan Indonesia saat ini merupakan salah satu mitra penting primer satu sama lain di kawasan, di antaranya kerja sama ekonomi dan perdagangan mengalami kemajuan-kemajuan besar, menjadi titik cerah dalam hubungan antara dua negara.
Perdagangan bilateral antara Vietnam dan Indonesia selama bertahun-tahun ini bertumbuh sangat baik. Sekarang dalam ASEAN, Indonesia merupakan mitra dagang terbesar ke-3 bagi Vietnam dan Vietnam merupakan mitra dagang terbesar ke-4 bagi Indonesia. Nilai perdagangan bilateral telah melampaui angka 16 miliar USD pada akhir tahun 2024, di antaranya nilai ekspor Vietnam ke Indonesia diprakirakan mencapai lebih dari 6 miliar USD, taraf tertinggi selama ini. Dengan demikian, nilai perdagangan bilateral telah meningkat 4 kali lipat selama 10 tahun ini.
Itulah angka-angka mengesankan yang dikutip oleh Bapak Tran Minh Hung, Ketua Asosiasi Persahabatan Vietnam-Indonesia, saat menilai prestasi kerja sama ekonomi dan perdagangan antara dua negara pada lokakarya dengan tema «Vietnam-Indonesia menuju ke tahun 2045: Memperkuat hubungan kemitraan, memperluas dan memperdalam persahabatan» yang berlangsung pada akhir bulan Maret yang lalu.
Bapak Tran Minh Hung, Ketua Asosiasi Persahabatan Vietnam-Indonesia. Foto: VOV |
Sekarang, Vietnam merupakan pensuplai yang berprestise banyak produk ke pasar Indonesia seperti beras, kopi, hasil perikanan, produk tekstil, HP, onderdil elektronik, mesin, dll. Nilai ekspor barang-barang ini ke Indonesia mencapai sekitar 500 juta USD per tahun, dengan taraf pertumbuhan sebesar 15-30%. Di sisi lain, banyak barang unggulan yang dimiliki Indonesia seperti batu bara, minyak kelapa sawit, produk petrokimia, mobil lengkap, dan sebagainya juga diperhatikan dan diekspor badan-badan usaha Vietnam. Ibu Phan Thi Dieu Linh, Wakil Kepala Departemen Asia Tenggara-Asia Selatan dan Kerja Sama Regional, Direktorat Pengembangan Pasar Asing, Kementerian Industri dan Perdagangan Vietnam, menilai:
Nilai pertumbuhan perdagangan yang positif tersebut tercapai selain berkat adanya perhatian dan bimbingan dari pemimpin senior, kerja sama yang erat dari berbagai kementerian, badan, departemen, instansi dan asosiasi, upaya, keproaktian dan keaktifan badan usaha, juga ada peranan yang sangat penting dari gelombang investasi ke luar negeri yang dilakukan badan usaha Vietnam dan Indonesia.
Ibu Phan Thi Dieu Linh, Wakil Kepala Departemen Asia Tenggara-Asia Selatan dan Kerja Sama Regional, Kementerian Industri dan Perdagangan Vietnam. Foto: VOV |
Hingga tahun 2023, Indonesia telah menginvestasikan lebih dari 300 proyek di Vienam dengan total modal terdaftar sebesar kira-kira 800 juta USD. Banyak grup dan perusahaan Indonesia sedang melakukan investasi dan bisnis dengan sukses di Vietnam seperti Ciputra, Traveloka, Vietmindo Energitama, Japfa Comfeed Vietnam,… Sebaliknya, beberapa badan usaha dan grup besar Vietnam telah hadir dan meninggalkan rekam jejak di pasar Indonesia seperti Vingroup, FPT, Era Blue, Perusahaan Konstruksi Coteccons…
Masyarakat negeri ribuan pulau telah tidak asing lagi dengan mobil Vinfast, taksi listrik Xanh SM, minum kopi Vietnam atau membeli barang listrik rumah tangga dalam rantai supermarket Era Blue (The Gioi Di Dong). Sebaliknya, banyak brand dari berbagai grup dan badan usaha juga telah diposisikan dalam pikiran pelanggan Vietnam seperti Indomie, zona perkotaan Ciputra, atau aplikasi wisata Traveloka.
Menurut para investor, beberapa bidang yang paling prospektif ialah logistik dan perhubungan hijau, di mana VinFast merupakan sebuah contohnya. Menggelar investasi di pasar Indonesia selama belum genap setahun, VinFast telah berhasil memperkenalkan model-model mobil berbahan bakar bensin dan listrik, membangun pabrik produksi mobil di Subang, membuka 20 showroom, meluncurkan layanan taksi listrik Xanh SM, dan terbaru bekerja sama dengan PT Penta Artha Impressi untuk memperluas jaringan bengkel layanan, meningkatkan kualitas purna jual, membantu pengguna beralih ke mobil listrik murni. Ketika menyatakan harapan pada potensi pemanfaatan pasar Indonesia di bidang kendaraan listrik untuk VinFast pada khususnya dan badan-badan usaha Vietnam pada umumnya, Bapak Nguyen Dinh Chien, Direktur Investasi, Perusahaan Saham Gabungan Produksi dan Bisnis VinFast, memberitahukan:
Masih ada sangat banyak ranah untuk dimanfaatkan di bidang kendaraan listrik di Indonesia ketika prosentase penggunaan kendaraan listrik di Indonesia hanya mencapai 8%. Indonesia merupakan satu negara yang sangat penting, selalu menjadi pusat revolusi kendaraan listrik di Asia Tenggara, dengan 68% penduduk yang berada pada usia kerja, kelompok penduduk muda yang melek teknologi dan bersedia mencoba teknologi baru, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil, di samping itu juga ada bantuan legislatif dan subsidi pemerintah yang signifikan untuk adopsi kendaraan listrik.
Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Vietnam, To Lam dan Presiden Indonesia, Prabowo Subianto. Foto: VOV |
Dalam kunjungan kenegaraan Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Vietnam, To Lam di Indonesia pada bulan Maret lalu, Vietnam dan Indonesia telah meningkatkan hubungan menjadi Kemitraan strategis yang komprehensif, mengajukan target mencapai nilai perdagangan sebesar 18 miliar USD pada tahun 2028, berkomitmen memperdalam lebih lanjut kerja sama ekonomi, memacu arus modal yang lebih besar pada bidang-bidang prioritas seperti infrastruktur, tranformasi energi, ekonomi digital dan pengembangan industri. Ini pasti akan menjadi preseden bagi kerja sama ekonomi-perdagangan Vietnam-Indonesia untuk lebih bersemarak pada waktu mendatang.
Semua prestasi yang mengesankan dalam kerja sama ekonomi-perdagangan tidak bisa terpisahkan dari peranan pelopor dari komunitas badan uasah dua negara. Dalam acara Rumah ASEAN berikutnya, silahkan Anda Sekalian mencaritahu tentang harapan, motivasi dan strategi badan usaha Vietnam dan Indonesia dalam memperluas pasar melalui reportase berikutnya dengan judul: “Harapan badan usaha Vietnam-Indonesia pada pasar masing-masing negara”.