Harapan Badan Usaha Vietnam-Indonesia pada Pasar Masing-Masing Negara

Phuong Thao
Chia sẻ
(VOVWORLD) - Hubungan ekonomi antara Vietnam dan Indonesia telah berkembang kuat dan dua negara sedang berupaya untuk segera mencapai nilai perdagangan bilateral sebesar 18 miliar USD. Kerja sama investasi antara dua negara juga menyaksikan pertumbuhan yang signifikan. Ini bisa dianggap sebagai ranah besar bagi badan usaha dua negara. Pada pekan lalu, kami telah memperkenalkan kerja sama ekonomi-perdagangan Vietnam-Indonesia. Pada acara Rumah ASEAN hari ini, kami membantu Anda sekalian mencari tahu secara lebih mendalam tentang harapan badan usaha dua negara melalui reportase dengan judul: "Harapan Badan Usaha Vietnam-Indonesia pada Pasar Masing-Masing Negara".
Harapan Badan Usaha Vietnam-Indonesia pada Pasar Masing-Masing Negara - ảnh 1Panorama zona perkotaan Ciputra. Foto: ciputraHanoi.com.vn

Jauhnya 8 km dari pusat Kota Hanoi dan 21 km dari Bandara internasional Noi Bai, Zona Perkotaan Nam Thang Long (Ciputra Hanoi International City) seluas 323 hektare yang meliputi 34 tower dan 10 sub-area, turut memperindah penampilan ibu kota. Ini merupakan salah satu zona perkotaan baru pertama yang dibangun bersama oleh investor Indonesia (Ciputra Grup) dan Vietnam (Perusahaan Umum Investasi dan Pengembangan Infrastruktur Perkotaan - UDIC) di Kota Hanoi pada tahun 2002. Selain itu juga ada Hotel Pullman atau Menara Horison di Jalan Cat Linh, Kota Hanoi. Sekarang Ciputra Hanoi sedang bekerja sama dengan satu perusahaan Vietnam yang lain untuk mencari tempat pembangunan proyek rumah baru di Hanoi. Bapak Thong Suprobo Antono, Direktur Proyek Ciputra Hanoi, menilai:

 
 
Harapan Badan Usaha Vietnam-Indonesia pada Pasar Masing-Masing Negara - ảnh 2Pabrik Japfa di Provinsi Vinh Phuv. Foto: vov.vn

Sementara itu, di Vietnam Selatan, di bidang peternakan, PT Japfa Comfeed Vietnam juga merupakan salah satu badan usaha Indonesia yang beraktivitas dengan efektif di Vietnam. Mulai melakukan investasi di pasar Vietnam pada tahun 1996 dalam bentuk patungan dengan Perusahaan Umum Peternakan Vietnam, hingga kini Japfa Vietnam sedang memiliki 8 pabrik produksi pakan ternak, unggas dan hasilan laut di banyak provinsi dan kota seperti Vinh Phuc, Hoa Binh, Thai Binh, Binh Dinh, Binh Thuan, Binh Phuoc dan Long An. Di samping itu, perusahaan melakukan operasi dan kerja sama dengan lebih dari 1.400 tempat peternakan hewan dan unggas beserta jaringan toko makanan dengan brand Japfa Best untuk menyempurnakan proses yang lengkap dari peternakan hingga makanan di meja. Bapak Tommy Manawan, Direktur Keuangan PT Japfa Comfeed Vietnam, memberitahukan:

 
 

Ini hanyalah dua di antara perusahaan-perusahaan Indonesia yang telah mencapai sukses di pasar Vietnam. Di sisi lain, pasar Indonesia dengan sekitar 300 juta jiwa, negara dengan penduduk terpadat di kawasan ASEAN, merupakan pasar potensial bagi para investor asing, termasuk badan usaha Vietnam. Sekarang Indonesia telah mengumumkan peta jalan transformasi energi hijau dengan serentetan solusi penting, targetnya ialah memangkas emisi karbon sebesar 29% pada tahun 2030, mencapai netralitas karbon pada tahun 2060. Dan kendaraan listrik dianggap sebagai titik awal untuk mengurangi emisi. Indonesia menargetkan membangun 24.720 stasiun pengecasan kendaraan listrik hingga tahun 2030. Melihat ini sebagai peluang untuk mengembangkan brand di pasar asing, Perusahaan VinFast dari Grup Vingroup telah mulai memanfaatkan pasar ini. Ketika menilai potensi kerja sama antara Indonesia dan Vietnam pada umumnya serta potensi pasar Indonesia terhadap VinFast pada khususnya, Bapak Nguyen Dinh Chien, Direktur Investasi, Perusahaan Saham Gabungan Produksi dan Bisnis VinFast, mengatakan:

Ada banyak kesamaan antara Vietnam dan Indonesia dalam hal jumlah penduduk, taraf kemudaan penduduk, serta potensi pengembangan ekonomi; lebih-lebih lagi, dua negara ini juga memiliki banyak kesamaan tentang kebudayaan. Oleh karena itu, bagi VinFast pada khususnya dan badan-badan usaha Vietnam pada umumnya, pengembangan di pasar Indonesia tidak terlalu sulit. VinFast menetapkan secara jelas bahwa pasar Indonesia merupakan pasar terbuka dan akan berkembang secara paling kuat di bidang mobil, khususnya mobil listrik. Dan ranah pengembangan mobil listrik sedang sangat banyak.

Harapan Badan Usaha Vietnam-Indonesia pada Pasar Masing-Masing Negara - ảnh 3Acara peluncuran Xanh SM di Jakarta, Indonesia. Foto: xanhsm.com

Resmi diluncurkan di Indonesia pada bulan Desember 2024, layanan taksi listrik “Xanh SM” (atau Green SM) dari Perusahaan Saham Gabungan Mobilitas Hijau dan Pintar GMS – Grup Vingroup, secara bertahap mewujudkan impian memanfaatkan pasar yang paling potensial di Asia Tenggara ini. Sebelumnya, VinFast telah menginvestaskan pembangunan pabrik produksi mobil listrik dengan skala 500.000 mobil per tahun. Pabrik ini mulai dibangun pada bulan Juli 2024 di Subang, Jawa Barat, dengan area 171 hektare dan direncanakan akan dioperasikan pada triwulan IV tahun 2025.

Selain “Xanh SM”, Erablue – rangkaian toko elektronik rumah tangga dari patungan antara Perusahaan Investasi The Gioi Di Dong dan PT Erajaya (Indonesia) sedang menjadi titik cerah bisnis baru. Erablue mencapai tonggak 100 toko hanya setelah dua tahun beraktivitas. Pemimpin perusahaan ritel ini telah menetapkan target ambisius untuk memiliki 500 toko dan omset kumulatif yang melebihi 1 miliar USD pada tahun 2027, menjadi pengecer terbesar di Indonesia. Atau PT FPT Metrodata Indonesia (FMI) yang merupakan perusahaan patungan antara Grup FPT (Vietnam) dan Metrodata Electronics (Indonesia) yang fokus mengembangkan solusi-solusi keamanan siber, AI, Cloud di Indonesia. Target unit ini ialah mencapai omset sebesar 100 juta USD dalam waktu 5 tahun mendatang. Dan juga ada banyak badan usaha lain seperti Grup TH True Milk, Sunhouse, Perusahaan Konstruksi Coteccons,  Grup Thien Long,  Perusahaan Ton Dong A, dan sebagainya sedang aktif menggelar proyek-proyek investasi dan bisnis di Indonesia.

Bisa dilihat bahwa badan usaha kedua pihak sedang sangat berharap pada pasar potensial dengan total penduduk kedua negara yang menduduki sekitar 60% populasi ASEAN (sekitar 400 juta jiwa). Sekarang Indonesia merupakan mitra dagang terbesar ke-3 bagi Vietnam dan Vietnam merupakan mitra dagang terbesar ke-4 bagi Indonesia dalam ASEAN. Nilai perdagangan bilateral dipertahankan pertumbuhannya terus-menerus dari 9 miliar USD pada tahun 2019 menjadi 16 miliar USD pada tahun 2024. Khususnya dengan peningkatan hubungan menjadi Kemitraan strategis yang komprehensif setelah kunjungan Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Vietnam, To Lam di Jakarta pada bulan Maret 2025, kerja sama ekonomi perdagangan antara Vietnam dan Indonesia akan segera mencapai 18 miliar USD.

Di samping kemajuan-kemajuan yang kuat di bidang ekonomi dan investasi, agar supaya hubungan Vietnam-Indonesia berkembang secara komprehensif dan berkelanjutan, diperlukan fondasi pendidikan dan khususnya konektivitas antargenerasi muda. Pada pekan depan, para pendengar mari ikuti reportase dengan judul: “Kerja Sama Pendidikan Vietnam-Indonesia: Fondasi yang Berkelanjutan bagi Perkembangan dan Pemahaman”.

Komentar