Memupuk Cinta Budaya Tradisional di Sebuah Sekolah di Daerah Pelosok

Thu Hằng
Chia sẻ
(VOVWORLD) - Mendidik keterampilan lunak bagi para siswa melalui pelatihan pentas bonang, belajar secara mandiri dan mengoleksi, mempresentasikan budaya pada upacara bendera di awal minggu. Inilah cara yang dilakukan oleh Sekolah Menengah Pertama (SMP) Y Ngong Nie Kdam di Kabupaten Cu Mgar, Provinsi Dak Lak, Vietnam Tengah, untuk memupuk cinta budaya para siswa.

Pada jam istirahat atau pada akhir minggu, di SMP  Y Ngong Nie Kdam ramai terdengar suara bonang bambu. Selama hampir dua tahun ini, suara bonang bambu telah menjadi bunyi-bunyian wajib bagi para siswa. H Doen Ni Adrong, siswa kelas 7a1 yang menjadi anggota tim bonang bambu, menceritakan bahwa berkat belajar menabuh bonang maka waktu istirahat di antara jam belajar menjadi lebih menarik, banyak pertukaran tentang hal-hal baru, lalu ia bahas bersama teman-temannya. Dan dari situ ia menjadi lebih bangga akan tradisi kebudayaan etnisnya, memupuk cita-cita menjadi seorang guru untuk meneruskan pengajaran tentang budaya etnis Ede. Ia mengatakan:

"Saya ingin berpartisipasi pada pementasan gong dan bonang, sebab itu merupakan ciri khas budaya etnis Ede yang ingin saya lestarikan dan kembangkan. Saya sangat senang ketika bersama teman-teman bisa ikut serta dalam kegiatan ini. Sejak kelas 6 sampai sekarang, saya berhasil memainkan 2 lagu dengan bonang secara mahir. Saya ingin menjadi seorang guru agar bisa mengajar murid-murid menabuh gong dan bonang."

Memupuk Cinta Budaya Tradisional di Sebuah Sekolah di Daerah Pelosok - ảnh 1Para peserta rajin menabuh bonang bambu.

Foto: VOV

Didirikan pada tahun ajaran sebelumnya, tim bonang bambu SMP Y Ngong Nie Kdam meliputi 12 siswa perempuan dan laki-laki dari kelas 6 dan 7. Mereka adalah siswa-siswa yang gemar dan berbakat dalam menabuh bonang. Mereka memanfaatkan waktu senggang untuk belajar menabuh bonang dari para seniman bonang dan kini sudah bisa memainkan beberapa lagu, seperti: Mengundang Hujan, Mengundang Tamu Minum Arak, Menyambut Musim Padi Baru. Setelah 3 bulan belajar dan berlatih secara rajin, mereka telah mahir memainkan beberapa lagu dengan bonang bambu. Vo Thanh Ngan, kelas 7a1 menyampaikan perasaannya bahwa partisipasinya pada latihan bonang tidak hanya memuaskan kecintaan akan budaya melainkan juga turut menumbuhkan kebiasaan baik ketika bersekolah dan belajar. Ia berkata:

Saya adalah warga etnis mayoritas Kinh, akan tetapi saya melihat ciri khas unik dan indah dari budaya etnis minoritas Ede. Maka saya pun memutuskan ikut serta pada pelatihan menabuh bonang dengan teman-teman warga Ede. Saya sangat senang ketika setiap hari Sabtu bisa menghadiri latihan menabuh bonang di Rumah Tradisi Etnis Ede, pada saat itu teman-teman juga ikut latihan, ada yang datang ke sana untuk membaca buku..."

Seiring dengan mempertahankan tim bonang, SMP Y Ngong Nie Kdam sering mengadakan lomba yang terkait dengan upaya melestarikan budaya tradisional, mengoleksi dan memperkenalkan benda-benda yang dimiliki para siswa dengan bahasa nasional Vietnam dan bahasa Ede. Nguyen Thi Thuy Ngoc, pengurus Tim Remaja Perintis Ho Chi Minh mengatakan:

Pada hari-hari penyelenggaraan acara aktivitas tradisional, murid-murid dengan senang hati memakai baju tradisional etnis minoritas Ede. Sekarang sekolah kami telah mempunyai tambahan rumah panggung dan tim bonang, maka mereka lebih merasa bangga dan percaya diri partisipasi pada aktivitas ini dan lomba-lomba terkait.

Memupuk Cinta Budaya Tradisional di Sebuah Sekolah di Daerah Pelosok - ảnh 2Rumah tradisional - Perpustakaan yang dirancang menurut arsitektur Rumah panjang dari etnis Ede- tempat murid senang membaca buku. Foto: VOV

Pada tahun ajaran ini, SMP Y Ngong Nie Kdam mempunyai 11 kelas dengan 322 siswa, 95% di antaranya beretnis minoritas Ede. Dalam lingkungan sekolah tersebut dibangun satu rumah tradisional – perpustakaan berarsitektur rumah panjang khas etnis minoritas Ede dan selesai pada Agustus tahun lalu. Di dalam rumah itu dipamerkan foto-foto tentang aktivitas sekolah sepanjang masa, benda-benda manifestasi kebudayaan tradisional masyarakat Ede dan berbagai jenis buku. Hoang Long Dien, guru dan kepala SMP Y Ngong Nie Kdam menjelaskan:

Di waktu mendatang akan diberlakukan pelestarian aktivitas-aktivitas seperti ini, khususnya aktivitas pendidikan dan pelatihan keterampilan yang dikaitkan dengan budaya tradisional masyarakat etnis minoritas setempat, seperti mempertahankan pesta gong dan bonang, mengadakan sayembara untuk mempertahankan budaya tradisional, mempresentasikan produk-produk budaya masyarakat etnis minoritas Ede dan menyebarluaskan pola-pola ini.  

Mendidik keterampilan hidup dikaitkan dengan mengadakan sayembara untuk mempertahankan budaya tradisional dan mempertahankan budaya tradisional adalah upaya positif yang tidak hanya menciptakan ruang agar dinikmati dan memberi pengalaman bagi para siswa setelah waktu belajar saja, namun turut  memupuk dan mempertahankan kecintaan budaya tradisional bagi siswa dari setiap generasi./. 

Komentar