Ibu Mam sedang menyiapkan mangkok-mangkok "bún riêu" bagi pelanggan (Foto: Thu Ha) |
Pada suatu siang di musim panas, kami mampir di warung “Bún Riêu Bà Mầm” atau “Bún Riêu Ibu Mầm” di Jalan Hang Voi nomor 28, Distrik Hoan Kiem, Hanoi. Ini merupakan warung “bún riêu” terkenal di sektor kuno kota Hanoi. Meskipun sudah berusia lanjut, namun Ibu Mam setiap hari bangun pukul 4.00 pagi untuk mempersiapkan kuah dan bahan-bahan untuk setiap mangkok “bún riêu” yang akan ia jual mulai pukul 7.00 pagi hingga pukul 4.00 sore. Dengan cekatan ia siapkan mangkok-mangkok “bún riêu” bagi pelanggan sambil bercerita kepada kami:
“Bún riêu pada jaman dulu sangat sederhana, hanya ada olahan dari kepiting dan beberapa kerat tomat. Tetapi sekarang menurut selera pelanggan, harus ada sosis, daging sapi, tahu, dan siput dalam setiap mangkok bún riêu”.
Sambil menuang kuah berwarna merah yang indah ke dalam mangkok-mangkok, Ibu Mam mengatakan, agar berhasil menciptakan “bún riêu” yang sedap, seorang koki harus teliti dalam setiap tahapan, mulai dari membersihkan kepiting dan meracik kuah. Khususnya kuah “bún riêu” harus menggunakan “bỗng rượu”, yaitu sejenis bahan khusus untuk menciptakan rasa asam. Bihun yang digunakan dalam makanan “bún riêu” haruslah bihun segar. Dengan kiat-kiat ini, Warung “Bún Riêu” milik Ibu Mam selalu ramai pelanggan sepanjang hari.
Mangkok-mangkok "bún riêu" yang disajikan di warung “Bún Riêu Huyền Thu" |
Setelah meninggalkan warung “Bún Riêu Bà Mầm”, kami lanjut ke warung “Bún Riêu Huyền Thu” di jalan Quang Trung, nomor 2F, Distrik Hoan Kiem, Kota Hanoi. Warung ini meskipun kecil tetapi selalu dipenuhi pelanggan. Conor James, seorang warga Inggris mengatakan bahwa “Bún Riêu” Vietnam memiliki cita rasa yang bisa “masuk ke dalam hati setiap orang”.
“Pertama kali saya makan bún riêu ketika diajak seorang teman Vietnam. Bún riêu sangat enak dan mengherankan saya. Satu mangkok penuh bún riêu meliputi bihun, tahu goreng, olahan dari kepiting, sosis, dan kuah berwarna merah. Sangat menarik. Saya akan mengajak teman-teman makan bún riêu apabila mereka mengunjungi Vietnam”.
Ibu Huyền, pemilik yang sudah 25 tahun mengelola warung “Bún Riêu Huyền Thu”, mengatakan, karena rasa asam dan lezat dari kuahnya, serta aroma dari “bỗng ruou”, di saat musim panas “bún riêu” begitu memuaskan para pelanggan.
“Sangat banyak orang asing yang datang ke sini untuk makan, terutama orang Republik Korea dan orang Jepang. Selesai makan, mereka berbicara macam-macam dalam bahasa mereka, menunjuk tombol, dengan senang tertawa dan pergi. Sebelum wabah Covid-19, mereka datang ke warung untuk makan sekitar 3 kali seminggu”.
Setelah menikmati mangkok bún riêu, Conor James dengan antusias mengatakan:
“Bún riêu merupakan makanan yang kental akan budaya kuliner Vietnam. Bihun kenyal yang dikombinasikan dengan bahan-bahan lain dan kuahnya yang asam-manis membuat makanan ini menjadi sangat istimewa. Syukurlah “CNN Travel” menyarankan kami mencoba bún riêu jika datang ke Vietnam”.
Di sisi lain, Ibu Huyen mengatakan bahwa ia sangat bangga ketika “bún riêu” dinilai majalah wisata “CNN Travel” sebagai salah satu masakan mi yang paling enak di Asia. Menurutnya, Bún riêu merupakan kuliner yang kental akan budaya bangsa, berkaitan dengan peradaban padi sawah bangsa Vietnam sejak ribuan tahun lalu.