Tumah Guol yang hidup-hidup dari warga etnis minoritas Co TR |
Pada suatu pagi hari, hujan baru saja berhenti, sinar mata hari telah menerangi semua pohon dan atap rumah, sebidang tanah yang luas di depan rumah Guol masih tetap basah karena air. Tapi di atas halaman itu, ada banyak kaki telanjang dari para perempuan tetap melangkah menurut irama suara genderang dari tarian “Tung Tung Da Da”. Keringat mulai bersembulan di muka kemerah-merahan.Tim penari yang beranggotakan 20 orang, pada pokoknya ialah perempuan di desa A Roh, sejumlah lain dari 6 desa sisanya di kecamatan Lang. Mereka mempersiapkan Festival Etnis-Etnis Vietnam yang berlangsung di kabupaten Tay Giang pada hari-hari sesudahnya.
Tim penari di kecamatan Lang sedang menari pada pesta menyambut nasi baru |
Tim penari di kecamatan Lang telah melakukan latihan selama berhari-hari ini. Yaitu gerak tari-tarian yang telah terlatih secara baik sudah teramat lama. Saudari A Lang Dung memberitahukan: “Semua wanita etnis Co Tu tahu menari. Saya tahu menari sejak belajar kelas 10. Saya melihat dan belajar dari nenek dan ibu saya. Bahkan beberapa orang anak saya juga sudah berangsur-angsur belajar menari”.
Kali ini, warga etnis Co Tu di kabupaten Tay Giang akan menjadi tuan rumah untuk menyambut warga etnis-etnis minoritas di semua daerah datang menghadiri Festival. Sudah tentu, tarian “Tung Tung Da Da” pasti akan melakukan latihan secara luwes supaya sepadan sebagai tim tuan rumah. Oleh karena itu, sesepuh desa A Lang Bach langsung berpartisipasi dalam tim penari untuk membimbing para perempuan.
Setelah selesai menjadi penari contoh untuk tim penari, sesepuh desa A Lang Bach kembali ke pekerjaan pokoknya di rumah Guol. Di sana, dia sedang mengorganisasi para pria etnis Co Tu membuat tiang “Neu” yang ditegak di halaman rumah dengan tujuan mengusir setan dan jin. Beberapa pria lain membuat alat inggang-inggung bagi anak-anak untuk menghadiri pesta. Alat inggang-inggung ini dibuat dari kulit bir yang dalamnya ada batu-batu kerikil yang dipasang di batang bambu, suara-suaranya benar-benar ramai. Saudara Po Lang Tu yang sedang mencoba kocak ini kali terakhir memberitahukan bahwa dia sangat suka memainkan alat inggang-inggung ini.
Berbicara sambil bertindak, kaum pria di rumah Guol juga selasai membuat lebih dari 10 alat inggang-inggung untuk dikocak-kocak. Tiang “Neu” belum mencukupi bahan untuk selesai membuat-nya, artinya mereka akan datang ke rumah Guol untuk membuat tiang Neu pada beberapa hari mendatang.
Di luar rumah Guol, suara Guol dalam tarian Tung Tung Da Da masih belum berhenti. Kaki-kaki para perempuan tetap terus melangkah. Satu kelompok anak laki-laki yang berusia 10 tahun ke atas telah memegang alat inggang-inggung ini untuk mengocak menurut irama suara genderang. Sejumlah anak lain yang usianya lebih kecil yang belum dapat ikut serta pada aktivitas-aktivitas masyarakat duduk di samping pintu. Mereka melihat sesepuh desa dan para pria yang sedang membuat tiang Neu di rumah Guol. Di kemudian hari, ketika sudah besar, mereka juga akan bisa membuat tiang Neu dan alat inggang-inggung untuk anak-cucu orang Co Tu. Persis seperti segala yang mereka lihat hari ini di rumah Guol.