Pagoda Ngoa Van-Pagoda yang suci |
Berlokasi di gunung Bao Dai (atau disebut gunung Vay Rong), pagoda Ngoa Van adalah salah satu di antara 4 pagoda yaitu Ngoa Van, Quynh Lam, Ho Thien dan Trung Tiet yang berada dalam 14 situs peninggalan sejarah dari Kompleks situs peninggalan sejarah nasional istimewa Dinasti Tran. Pagoda Ngoa Van merupakan bangunan pagoda besar dari mazhab Buddha Truc Lam yang dibangun di barisan gunung-gemunung Yen Tu yang terletak di dua kecamatan yaitu An Sinh dan Binh Khe, di antaranya pusatnya ialah gunung Bao Dai. Pagoda Ngoa Van merupakan tempat Raja, Raja Buddish Tran Nhan Tong masuk biara dan kemudian menjadi Buddhis. Oleh karena itu, Ngoa Van merupakan tempat suci dari mazhab Buddha Truc Lam.
Jalan yang menuju ke Pagoda Ngoa Van |
Untuk sampai ke pagoda Ngoa Van, wisatawan harus melewati desa Tay Son, menyusuri jalan ke arah gunung sebelah barat laut kira-kira 4 Km, di ketinggian lebih dari 500 meter dari permukaan air laut, kompleks situs peninggalan sejarah pagoda Ngoa Van terletak di posisi yang sangat indah. Pagoda Ngoa Van berlokasi membelakangi gunung Ngoa Van yang diliputi oleh awan sepanjang tahun. Di atas jalan menuju ke pagoda ini, wisatawan berjalan melintas air anak sungai yang memotong jalan, kemudian mendaki tanjakan dan menyusuri jalan-jalan setapak yang berbelok-belok di atas gunung yang dirimbuni pohon-pohon. Penggalan jalan yang ditempuh memang agak sulit, tetapi kalau sudah sampai ke pagoda Ngoa Van, wisatawan akan berbaur pada pemandangan alam yang sangat indah di tengah-tengah hutan pohon bambu, sehingga menciptakan satu jalan panjang yang melingkir
Pagoda Ngoa Van telah menandai usaha menegakkan secara berhasil mazhab Buddha dari Raja Tran Nhan Tong dan dianggap sebagai “bumi suci” dari agama Buddha Truc Lam pada khususnya dan agama Buddha Viet Nam pada umumnya. Sithavira Thich Thanh Quyet, Kepala Badan Pengurus Sangha Buddha Viet Nam Provinsi Quang Ninh memberitahukan: “Ini merupakan tempat memelihara, memupuk dan mendidik fikiran agama Buddah patriotik, agama Buddha demi bangsa, demi makhluk hidup dan demi negeri Viet Nam”.
Pagoda Ngoa Van- tempat suci dari mazhab Buddha Truc Lam |
Pada bulan Agustus tahun 1299, Raja Sithavira Tran Nhan Tong meninggalkan kehidupan berkeluarga untuk masuk biara dan bertapa di gunung Yen Tu, menamakan diri sebagai Huong Van Dai Dau Da. Ketika masuk biara di pagoda kecil Tu Tieu di gunung Tu Tieu, Beliau menegakkan mazhab Buddha Truc Lam Yen Tu. Setelah waktu masuk biara dan bertapa di gunung Yen Tu, Beliau turun dari gunung, pergi ke seluruh desa, mengajarkan rakyat melakukan hal-hal baik, memberikan obat-obatan untuk mengobati pasien miskin. Pada bulan Mei tahun 1307, Tran Nhan Tong masuk biara di satu pagoda di gunung Ngoa Van, tempat Beliau masuk biara di sana yang kemudian disebut sebagai Pagoda Ngoa Van.
Pada bulan November 1308, Beliau dengan tenang naik ke nirwana di pagoda Ngoa Van. Master Trinh Van Anh, dosen Institut Ilmu Sosial dan Humaniora, anggota rombongan arkeorlogi Pagoda Ngoa Van memberitahukan: “Peristiwa itu sendiri telah mengandung nilai kompleks situs peninggalan sejarah. Oleh karena itu, hal yang dipelajari oleh generasi di kemudian hari ialah perlu memperjelas dan menyosialisasikan nilai-nilai agama Buddha agar semua orang bisa mencari tahu. Datang ke situs peninggalan sejarah pagoda Ngoa Van tidak hanya bisa berwisata seperti situs-situs peninggalan sejarah biasa yang lain, melainkan juga bisa belajar nilai-nilai tentang ajaran agama Buddha”.
Pada tanggal 9 bulan satu saban tahun menurut kalender imlek, pesta pembukaan musim semi Ngoa Van diadakan dan berlangsung selama 3 bulan musim semi. Ini merupakan kesempatan bagi para wisatawan dan warga untuk menyatakan terima kasih atas dedikasi dan moral Raja, Raja Buddhis Tran Nhan Tong, memanifestasikan moral bangsa “minum air, ingat pada sumbernya” dan lebih mengerti tentang fikiran dari mazhab Buddha Truc Lam yaitu masuk di dunia kehidupan. Bapak Do Thanh Le, wisatawan asal Kota Hai Phong memberitahukan: “Pagoda Ngoa Van seperti jiwa suci Tanah Air. Kami datang ke daerah ini dengan membawa kebanggaan bangsa dan hidup secara lebih baik. Tempat ini juga merupakan tempat mendidik tradisi asal-usul bangsa, memberikan nilai-nilai sejarah yang besar”.
Sekarang, kalau datang mengunjungi situs peninggalan sejarah Ngoa Van, selain dua jalan batu setapak, wisatawan berwisata dan memandangi bumi Buddha secara lebih kondusif berkat adanya sistim kereta kabel gantung. Bersamaan itu, jalan untuk berziarah yang menyambungkan situs peninggalan sejarah, lanskap Yen Tu di Kabupaten Uong Bi dengan kompleks situs peninggalan sejarah Dinasti Tran di Kabupaten Dong Trieu dan jalan-jalan yang menyambungkan situs-situs peninggalan sejarah juga telah selesai diinvestasi dan dioperasikan.