Zona Ekowisata  Ko Tam  dirancang dengan satu ruang yang agak tertutup dan dikombinasikan  antara pemandangan alam dan bangunan-bangunan arsitektur unik

Memanjang di area seluas lebih dari 17 Ha, Zona  Ekowisata Ko Tam dirancang dengan satu ruang yang agak tertutup dan dikombinasikan antara pemandangan alam dan bangunan-bangunan arsitektur unik seperti rumah panjang tradisional dengan karakter E De, dermaga di daerah udik, zona museum, pekarangan patung dari kayu, zona pekarangan percontohan. Bersamaan itu, kebudayaan tradisional dari etnis minoritas E De selalu dilestarikan dan dikembangkan, terutama pada kesempatan hari raya  dan Hari Raya Tahun Baru Tradisional Imlek (Hari Raya Tet). Pada malam pesta, di samping api yang berkepul-kepul, di tengah-tengah suara gong dan bonang  yang bergema dan dalam situasi mabuk karena miras khas Can, semua ritual dalam menjemput wisatawan dilaksanakan secara sistimatis dan profesional oleh para warga  Dukuh Ko Tam sendiri.

Zona Ekowisata  Ko Tam dibagi menjadi tiga zona utama: pekarangan,  rumah dari bambu dan  kolam untuk memancing ikan

H’Sinh E Ban, warga etnis minoritas E De, pemandu wisata Zona Ekowisata Ko Tam memberitahukan bahwa bekerja di sini tidak hanya membantu dia berpeluang mencari tahun secara mendalam tentang kebudayaan etnis-nya, melainkan juga turut menyosialisasikan aspek-aspek indah itu kepada semua wisatawan dari seluruh penjuru Tanah Air. Dia mengatakan: “Zona ekowisata ini dibangun dengan target-target yang bermakna dan praksis, di antaranya hal yang paling saya perhatikan ialah target pelestatian tradisional dari etnis minoritas di sini, khususnya orang E De. Ketika melakukan usaha pariwisata di zona  ekowisata ini, orang E De juga mendapatkan pengetahuan lebih banyak. Yang kedua ialah terhadap kebudayaan etnis saya, saya bisa menyosialisasikan dan mempromosikan-nya kepada semua orang dalam dan luar negeri”.

Dapat menikmati dan ikut serta pada satu malam temu pergaulan kesenian yang diselenggarakan  di zona  ekowisata Ko Tam, saudari Vu Vo Thuy Dung, warga Kecamatan kota Tan Hoa, Kota Buon Me Thuot, Provinsi Dac Lac memberitahukan: “Ketika datang ke Dukuh Ko Tam, saya dapat mengunjungi dan menikmati acara pertunjukan tari Xoang dan pertunjukan gong dan bonang  yang dilaksanakan oleh para artisan  di sini, saya merasa sangat  istimewa dan  merasakan ini adalah benar-benar  daerah Tay Nguyen”.

Di dua tepi jalan-jalan  dengan bermacam jenis pohon bunga yang berwarna-warni

Dengan keunggulan berada di dekat pusat Kota Buon Me Thuot dan lokasinya di jalan negara 26, untuk mengembangkan pariwisata dengan ciri-ciri unik dalam kebudayaan etnis setempat, Zona Ekowisata Ko Tam semakin dikenal oleh para wisatawan dalam dan luar provinsi Provinsi Dac Lac.  Di tengah-tengah suasana musim semi, semua zona  diperbaiki secara  bersih dengan warna-warni bunga demi kebutuhan para wisatawan. Ibu Nguyen Thi Ngoc Anh, Presiden Dewan Komisaris Perusahaan Pesero Pariwisata  Komunitas Ko Tam memberitahukan bahwa Zona Ekowisata Ko Tam bisa memenuhi kebutuhan bertamasya pada musim semi dari wisatawan yang jumlahnya sampai 10 000 orang  setiap hari  dengan aktivitas-aktivitas yang khas. Dia mengatakan: “Zona Ekowisata Ko Tam dengan khusus memperkenalkan jati diri kebudayaan warga etnis minoritas E De, oleh karena itu, pada hari-hari raya dan Hari Raya Tet,kami sering menyelenggarakan temu pergaulan budaya gong dan bonang yang dipertunjukkan oleh para sesepuh dukuh dan grup-grup artisan untuk para wisatawan. Kami sekaligus memperkenalkan masakan-masakan yang sangat enak untuk melayani wisatawan”.

Pemandangan alam  yang eksotis di Ko Tam

Zona Ekowisata Ko Tam dimisalkan sebagai satu panorama alam yang berwarna-warni, megah sekaligus eksotis dan primitif. Melestarikan jati diri budaya tradisional yang berkaitan dengan perkembangan pariwisata telah menciptakan aksentuasi unik untuk menyerap kedatangam wisatawan ke tempat ini. Kehidupan baru dengan  warna-warni yang cerah dan penuh daya musim semi  sedang  berangsur-angsur muncul di bumi ini.