Balai desa Tuong Phieu dibangun pada tahun 1435. |
Balai desa Tuong Phieu mulai dibangun pada tahun 1430 dan berulang kali dipugar dari abad XVII sampai abad XX sehingga baru indah dan megah seperti dewasa ini. Balai desa Tuong Phieu memuja Dewa Desa yaitu Tan Vien Son (atau disebut sebagai Son Tinh) dan memuja Dewa Desa Quan Son-menantu laki-laki Raja Dinh Tien Hoang. Tan Vien Son adalah dewa yang menguasai gunung Tan Vien (atau gunung Ba Vi) sekaligus adalah pemuka dewa di barisan empat dewa abadi dalam keyakinan folklor Viet Nam yaitu Tan Vien Son, Thanh Giong, Chu Dong Tu dan Ibunda Lieu Hanh.
Balai desa Tuong Phieu dibangun menghadap ke arah Barat Daya dan mukanya menghadap ke gunung Ba Vi-Tempat dimana ada Kuil memuja Dewa Tan Vien Son. Konon, di bumi ini, karena menyayangi warga desa yang miskin, tetapi lugas dan jujur, oleh karena itu Dewa Tan Vien Son telah datang ke tempat ini untuk mengajarkan cara menamam padi dan menangkap ikan kepada warga desa, oleh karena itu, warga desa di sini mendapat kehidupan yang cukup sandang, cukup pangan. Bapak Khuat Van Thinh, Kepala Badan Pengelolaan Situs Peninggalan Sejarah dan Kebudayaan Desa Tuong Phieu memberitahukan: “Konon, pada tahun 1432, Dewa Tan Vien Son datang mengajarkan cara menangkap ikan kepada warga desa. Tiga tahun kemudian, Tan Vien Son datang kembali ke desa untuk memeriksa bagaimana mereka menangkap ikan. Dia bersama dengan warga pergi menangkap ikan sampai malam hari, tinggal dan menghadiri jamuan bersama dengan warga desa. Sesudah itu, warga desa menyulut obor dan menyelenggarakan jamuan untuk melepas dia ke gunung Ba Vi. Ketika Tan Vien Son datang di desa Go Loc, tiba-tiba ada satu angin berwarna oranye dan awan pancar warna yang menerbangkan Dewa ke arah gunung. Ketika melihatnya, warga desa tercetus mengatakan Tuong Phieu (artinya angin baik). Sejak Dewa muncul, nama desa diganti dengan nama Desa Tuong Phieu yang sebelumnya diberi nama Ke Queo, Ke Quyt, Ke Mo”.
Balai desa Tuong Phieu punya arsitektur yang unik pada zaman Dinasti Le abab XVII dan abad XVIII |
Balai desa Tuong Phieu punya arsitektur yang cukup istimewa, tidak ditemukan di balai desa lain. Balai desai dibangun dari kayu Lim, tanah tawon, tanah bakar yang terdiri dari dua bangunan utama yaitu Nghi Mon (artinya pintu besar) dan Dai Bai (artinya tempat pemujaan yang besar dan pertemuan komunitas). Bapak Nguyen Huy Ngoc, warga Kecamatan Tich Giang, pendiri Kelab Feng Shui Daerah Doai memberitahukan: “Nilai arsitektur balai desa ini pada pokoknya adalah rumah Dai Bai. Rumah ini laksana satu rumah panggung besar yang distilisasikan secara luwes dan lunak karena sistim atap lengkungan dan ujung kelewang yang mencuat ke atas. Balai desa Tuong Phieu punya bentuk ukiran istimewa dan teliti dengan bentuk-bentuk seperti naga, kuda yang kepalanya berbentuk naga, burung Phoenix, bidadari yang menaiki naga dan lain-lain. Sekarang, balai desa Tuong Phieu tetap menyimpan beberapa benda yang bernilai seperti tiga tandu dan tiga kursi takhta yang berpenanggalan abad XVIII dan 6 surat perintah pengangkatan dari Raja dan lain-lain”.
Pesta balai desa Tuong Phieu diadakan 4 kali setahun, khususnya pada upacara Cap Gomeh adalah upacara paling besar dan berlangsung selama 3 hari. Bapak Nguyen Duy Tuc, warga Desa Tuong Phieu memberitahukan: “Pesta ini juga diadakan saban tahun. Tetapi pada tahun-tahun yang bersiho tikus, kuda, kucing dan ayam diselenggarakan secara besar-besaran dari pada tahun-tahun biasa. Selain upacara menyedekahi Dewa di balai desa diadakan, juga diadakan pesta dengan aktivitas-aktivitas seperti pertunjukan tarian, nyanyian opera Cheo, lomba memasak nasi, pingpong, bulu tangkis dan lain-lain. Sangat banyak warga desa tetangga juga datang menghadiri pesta”.
Mengalami pasang surutnya sejarah, balai desa Tuong Phieu tetap berdiri secara teguh di samping sungai Tich, menjadi sandaran spirituil bagi warga Desa Tuong Phieu karena Dewa Desa yaitu Dewa Tan Vien Son memberikan berkah. Dengan nilai-nilai kebudayaan, sejarah dan artistik bernilai, balai desa Tuong Phieu adalah satu bangunan dengan arsitektur simbolik di daerah Doai, pantas sebagai situs peninggalan sejarah nasional istimewa.