Arsitektur rumah adat kuno di desa Hoi Ky, propinsi Quang Tri

Lan Anh
Chia sẻ
VOVworld) - Desa kuno Hoi Ky di kecamatan Hai Chanh, kabupaten Hai Lang, propinsi Quang Tri (Vietnam Tengah)  terletak di samping sungai O Lau yang melewati dua propinsi Quang Tri dan Thua Thien-Hue adalah sebuah desa  yang sudah berusaia kira-kira 500 tahun.

(VOVworld) - Desa kuno Hoi Ky di kecamatan Hai Chanh, kabupaten Hai Lang, propinsi Quang Tri (Vietnam Tengah)  terletak di samping sungai O Lau yang melewati dua propinsi Quang Tri dan Thua Thien-Hue adalah sebuah desa  yang sudah berusaia kira-kira 500 tahun. Kalau datang ke daerah ini, wisatawan  bisa  memandangi rumah-rumah  adat kuno, sistim arsitektur kultural dan spiritualitas yang tetap dipertahankan secara utuh, dengan pemandangan alam-nya  yang tenteram dan kehidupan sederhana dari warga desa Hoi Ky. 


Arsitektur rumah adat kuno di desa Hoi Ky, propinsi Quang Tri - ảnh 1
Rumah adat kuno milik Duong Van Cho di desa Hoi Ky
(Foto: Ngoc Hien/ Boo Tuoi Tre)

Masuk ke desa Hoi Ky, di dua tepian sepanjang jalan adalah sistim pagoda, kuil dan rumah pemujaan yang khidmat dan kuno milik berbagai marga. Hal yang menarik bagi wisatawan ialah  barisan rumah adat yang dimiliki oleh marga Duong terletak di tengah-tengah kebun pekarangan dengan jajaran pohon yang memanjang  di sepanjang sungai O Lau yang berbelok-belok di sekeliling  desa. Sekarang di desa Hoi Ky, ada kira-kira 30  kepala keluarga  yang  tetap masih mempertahankan rumah-rumah adat  yang sudah berusia  ratusan tahun. Kekhasan dari rumah-rumah adat ini ialah ada 3 kamar 2 sentong, tapi juga ada rumah yang besar yang punya 5 kamar dan 2 sentong biasanya  dibuat  dari kayu pohon nangka. Tiang-tiang dan pintu-pintunya  diukir  dengan bentuk-bentuk  naga, burung phuniks dan motif-motif yang halus. Dalam setiap rumah adat, semuanya dipasang dengan relief dan papan dengan kalimat yang punya isi ajaran kepada anak-cucu dalam keluarga.  Di antara kamar-kamar, ada pintu pemisah yang indah dipandang mata. Kamar di tengah rumah ini biasanya ada altar untuk memuja nenek moyang, dua kamar di 2 sisi digunakan sebagai kamar tamu dan kamar tempat tinggal. Sedangkan 2 sentong diperuntukan bagi anak laki-laki dan anak  perempuan.  Setiap  rumah adat ini punya lagi lantai untuk menyimpan padi dan peralatan kebutuhan yang perlu supaya  tidak basah ketika ada banjir. Bapak Duong Van Cho, warga desa Hoi Ky memberitahukan: “Diantara 20 rumah adat kuno, ada  6 rumah dengan 3 kamar 2 sentong yang sekarang sudah berusia lebih dari 100 tahun. Setiap keluarga sekarang telah memugar lagi dan mempertahankan identitas rumah adat kuno”.

Atap rumah adat di desa ini menggunakan genting. Atap genting seperti itu biasanya  sejuk pada musim panas dan hangat pada musim dingin. Rumah-rumah adat pada pokoknya dibangun mengarah ke Tenggara untuk menghindari cuaca dingin musim dingin sekaligus menerima cuaca sejuk pada musim panas. Dinding rumah adat ini dibangun dengan batu bata dan kapur. Setiap rumah adat dikelilingi oleh satu pagar pohon yang indah dipandang mata. Doktor Le Vinh An, Bagian Konsulitasi tentang Konservasi situs peninggalan sejarah ibukota Hue memberitahukan: “Rumah adat di desa kuno Hoi Ky masih mempertahankan banyak nilai. Pertama-tama ialah nilai sejarah bertanggal dari rumah adat itu. Desa ini dibentuk pada abad ke-XV dan abad ke-XVI, tapi penanggalan rumah-rumah adat ini lebih lambat kira-kira 100-150 tahun. Desa ini punya nilai pemandangan alam tradisional seperti misalnya ada sungai yang mengelilingnya, ada pohon beringin, sumur dan pagoda. Itu merupakan kekhasan di daerah pedesaan Vietnam yang sangat bernilai sekarang”.

Diantara rumah-rumah adat  yang masih menyisa, harus bicara tentang rumah adat 3 kamar 2 sentong milik bapak Duong Van Noi yang  diberi nama: “Tich Khanh Duong” (artinya berhimpunnya kegembiraan). Rumah ini terletak di tengah-tengah kebun pekarangan yang luas, di dua tepian jalan yang menuju ke rumah ini  ialah barisan pohon teh yang  dipangkas secara teliti.  Rumah ini ditopang oleh 48 tiang dari kayu nangka dan dibangun pada 1889. Rumah berikutnya dimiliki Ibu Duong Thi Huong yang diberi nama: Duc Luu Quang (artinyna Mewarisi moral baik). Rumah ini dibangun pada tahun 1931. Dalam rumah ini dipasang rilief yang bertuliskan dalam bahasa Han: Tu dai dong duong  (artinya empat generasi hidup tinggal bersama dalam satu rumah). Menurut konsep pendahulu, jika dalam rumah, ada 4 generasi yang hidup tinggal bersama, maka marga itu dianggap sebagai marga yang mendapat pahala. Bapak Nguyen Thanh Nam, wisatawan propinsi Quang Nam  memberitahukan: “Seni arsitektur rumah adat  luar biasa. Struktur rumah  adat  sangat kokoh karena  semua bobot rumah adat dibagi rata dengan tiang-tiang rumah. Atap rumah rendah. Barang kali, nenek moyang dahulu telah melakukan penelitian secara teliti tentang tauphan, sehingga ia tahan tauphan besar”.

Warga di desa Hoi Ky tetap selalu merasa bangga karena mengalami perang dan pengrusakan akibat cuaca, mereka tetap mempertahankan rumah-rumah adat tradisional yang diwariskan oleh nenek moyang dahulu. Rumah-rumah adat ini mempunyai nilai besar tentang kebudayaan dan arsitektur lama. Bapak Kitani Kenta, pakar peneliti  Institut Pusaka Dunia dari UNESCO, Universitas Waseda, Jepang memberitahukan bahwa  rumah-rumah adat di desa Hoi An yang saya tahui  terlalu indah, teramat halus dengan ketrampilan yang tinggi. Itu merupakan nilai menonjol yang perlu disosialisasikan. 

.


Komentar