Di bawah sinar mata hari dengan kepanasan  sebesar hampir 40 derajat Celcius di sebuah bengkel yang kecil di Dusun Giap Long, Kecamatan Thong Nhat, di samping meja dan obor las, Bapak Dang Van Tho fokus membuat produk-produk traadisional dengan tangannya sendiri. Diwariskan kerajinan kaca tiup dari ayah sejak masa kecil, hingga kini, Bapak Tho telah selama hampir 40 tahun berkaitan dengan kerajinan tersebut:

Saya ingat bahwa ketika berusia 6-7 tahun, saya telah melihat ayah saya melakukan kerajinan ini. Di waktu berusia 13 tahun, saya mulai mengerjakan kerajinan ini. Dulu, alat-alatnya sangat sederhana, kami hanya menggunakan minyak dan uap, kini menggunakan gas dan oksigen. Dulu kami pada pokoknya membuat tabung obat, kini  kami telah memperbaiki dan mempelajari teknik untuk meningkatkan keterampilan sehingga berhasil membuat banyak produk yang kaya.

Untuk membuat produk-produk yang indah dan berkualitas, pengrajin harus berhati-hati sejak tahap persiapan bahan. Tabung-tabung kaca harus terjamin agar tidak ternoda dan diklasifikasikan menurut warna yang berbeda-beda seperti kuning dan putih.

Bergantung pada tuntutan dari setiap produk, proses produksinya bisa berbeda, seperti: meniup, menekan, menarik, menggulung, dan sebagainya. Namun, prinsip umum dari kerajinan ini ialah setelah melelehkan kaca, pengrajin akan menggunakan tangannya untuk memutar, lalu meniup guna membentuknya sesuai dengan keinginan.

Untuk mendapatkan produk yang memuaskan dan dilihat indah, para pengrajin harus bekerja dalam kondisi yang keras di samping api obor kecil tapi dengan suhu sebesar 1.000 derajat Celcius, baik  pada musim dingin maupun musim panas. Bapak Dang Van Tho menambahkan:

Suhu api bergantung pada produk, misalnya pembuatan bola lampu membutuhkan suhu sebesar 600-700 derajat, tetapi pembuatan lampu atau vas bunga membutuhkan suhu sebesar 800-900 derajat Celcius. Karena telah menguasai setiap produk dengan baik, maka saya sendiri mengatur api.

Peniup kaca, selain memiliki ketrampilan, juga memiliki kesabaran dan konsentrasi yang tinggi. Karena ini merupakan kerajinan yang cukup berbahaya, ketika pengrajin secara permanen bekerja dengan api, hanya kesalahan kecil pun juga menyebabkan kecelakaan. Oleh karena itu, hanya orang-orang yang sungguh-sungguh mencintai kerajinan tersebut baru berani berkorban untuk berkaitan dengan kerajinan ini dalam jangka panjang.

Dulu, semua tahapan dilaksanakan secara manual, kualitas produk sepenuhnya bergantung pada teknik, pengalaman dan kebakatan pengrajin. Dewasa ini, untuk menjamin kualitas produk dan memenuhi kebutuhan pasar, banyak kepala keluarga di kecamatan Thong Nhat telah menginvestasikan mesin yang modern. Bapak Luong Van Trai, pemilik pabrik produksi kaca di Kecamatan Thong Nhat, mengatakan:

Kami telah menggunakan mesin untuk menggantikan pengrajin sejak tahun 2018. Semua mesin tersebut diimpor dari luar negeri. Mesin membantu kami membuat lebih banyak produk yang kualitasnya terjamin dan harganya lebih rendah.

Seiring dengan perjalanan waktu, secara turun temurun, kerajinan kaca tiup tetap dilestarikan dan dikembangkan. Saudara Luong Tuan Nghia yang lahir dan tumbuh dewasa di Kecamatan Thong Nhat dan adalah generasi ke-3 dalam keluarga yang mempunyai tradisi melakukan kerajinan kaca tiup, tetap mengikuti ayahnya untuk belajar kerajinan sehari-hari dengan keinginan agar bisa melanjutkan dan mengembangkan kerajinan tradisional dari kampung halaman:

Saya mengalami banyak kesulitan sejak mulai melakukan kerajinan ini. Saat membuat produk kaca, tangan harus fleksibel. Karena saya masih baru dalam kerajinan ini, tangan saya masih kaku dan produk yang saya hasilkan belum indah. Saya harus belajar secara berrtahap. Di masa depan, kami sangat ingin membuat lebih banyak barang kaca dekoratif dan mengembangkan bermacam jenis tabung kaca untuk bidang kesehatan.

Kerajinan kaca tiup tradisional merupakan satu kerajinan kuno, tetapi membawa satu rekam jejak yang tidak bisa hilang. Para pengrajin kaca di Kecamatan Thong Nhat memiliki satu keindahan yang melambangkan pekerja, halus keindahan dari ketekunan, kesederhanaan, namun memiliki kehalusan./.