Ekonomi Vietnam berangsur-angsur mengurangi kebergantungan pada sumber modal ODA

CAM TU – VINH PHONG
Chia sẻ
(VOVworld) – Vietnam telah mencapai keberhasilan ketika menyerap dan menggunakan secara efektif sumber modal bantuan perkembangan resmi (ODA) dari para donor. Dari sebuah negara miskin, Vietnam telah menggeliat diri untuk menjadi negara yang punya pendapatan menengah.
(VOVworld) – Vietnam telah mencapai keberhasilan ketika menyerap dan menggunakan secara efektif sumber modal bantuan perkembangan resmi (ODA) dari para donor. Dari sebuah negara miskin, Vietnam telah menggeliat diri untuk menjadi negara yang punya pendapatan menengah. Ini merupakan satu keberhasilan besar, tapi juga menimbulkan tantangan-tantangan di kemudian hari yang tidka jauh ketika Vietnam akan berangsur-angsur mengurangi kebergantungan pada sumber modal ODA dan dengan mandiri mengembangkan dan membangun Tanah Air. 



Ekonomi Vietnam berangsur-angsur mengurangi kebergantungan pada sumber modal ODA - ảnh 1
Sumber modal ODA turut menciptakan
 wajah baru untuk perekonomian Vietnam
(Foto:  vov.vn)


Dengan waktu pemberian pinjaman yang memakan waktu puluhan tahun dan tarap suku bunga prioritas, sumber modal ODA sungguh-sungguh turut menciptakan satu wajah baru untuk perekonomian Vietnam. Hanya dalam waktu tidak lebih dari satu dekade ini, sumber modal ODA yang diinvestasikan berfokus di bidang-bidang titik berat seperti: perhubungan, energi listrik, pertanian, kehutanan, perikanan, pendidikan-pelatihan, ilmu pengetahuan, teknologi, reformasi ekonomi dan sebagainya. Akan tetapi, menurut pengumuman yang dikeluarkan Kementerian Keuangan Vietnam baru-baru ini, sejak tahun 2010, Vietnam telah menjadi negara yang berpendapatan menengah, jadi tarap prioritas dari paket-paket pinjaman prioritas yang diberikan oleh para mitra kepada Vietnam sedang berkurang dengan jelas. Seiring dengan itu, sampai 7/2017, Bank Dunia juga akan menghentikan modal ODA prioritas untuk Vietnam dan Vietnam harus beralih ke penggunaan sumber modal yang kurang mendapat prioritas, menuju ke peminjaman menurut syarat pasar. Setelah Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB) juga memberitahukan bahwa menurut rencana, sejak 1/1/2019, ADB akan menghentikan sebagian prioritas dari paket bantuan ODA untuk Vietnam. Eric Sidgwick, Direktur Nasional ADB di Vietnam memberitahukan: “Keputusan menghentikan modal prioritas dari Dana Pengembangan Asia untuk Vientam akan berdasarkan pada penilaian dimana posisi Vietnam dan bagaimana prospek Vietnam. Akan tetapi, pastilah bahwa pada sesuatu waktu, Vietnam juga tidak akan mendapat sumber modal pinjaman prioritas dari Dana Pengembangan Asia”.

ODA dianggap sebagai satu sumber daya bagi perkembangan bersama perekonomian Vietnam. Truong Hung Long, Kepala Direktorat Pengelolaan Utang dan Keuangan Luar Negeri dari Kementerian Keuangan Vietnam, memberitahukan bahwa ketika satu negara bergeser dari satu negara yang berpendapatan rendah ke negara yang berpendapatan menengah, maka pasal-pasal dan suku bunga yang mereka dapat dari sumber-sumber modal ODA akan berubah. Biasanya, kebijakan ODA untuk negara itu akan bergeser dari pemberian bantuan perkembangan ke hubungan kemitraan. Banyak bidang pokok Vietnam diprakirakan akan tidak lagi mendapat sumber modal ODA, antara lain bidang perhubungan, energi, pengadaan air, perubahan iklim dan pengentasan dari kelaparan dan kemiskinan.

Kalau tidak mendapat sumber modal ODA, Vietnam akan kekurangan modal untuk menangani kebutuhan-kebutuhan darurat dari perekonomian. Akan tetapi, mendapat pemeringkatan dari perusahaan-perusahaan pemeringkat kepercayaan, maka pemeringkatan Vietnam akan meningkat, dari situ bisa mendekati paket-paket pinjaman internasional dengan tarap suku bunga yang lebih rendah. Sebagai negara yang berpendapatan menengah, Vietnam akan mempunyai kemampuan keuangan yang lebih baik dan kemampuan mendekati pasar internasional yang lebih banyak, pasal tentang suku bunga juga akan berubah. Nguyen Duc Do, Wakil Kepala Institut Ekonomi-Keuangan, menganggap bahwa tetap bisa melihat segi positif ketika Vietnam tidak terlalu bergantung pada modal ODA, karena sumber pinjaman perdagangan dengan suku bunga tinggi, tekanan membayar yang besar, maka memaksa peminjam harus mempertimbangkan agar menggunakan sumber modal pinjaman secara paling efektif. “Pada pokoknya, kalau mau meningkatkan hasil-guna penggunaan sumber modal, maka harus mengaitkan tanggung jawab penggunaan modal dengan satu unit atau perseorangan. Baru-baru ini, Pemerintah merencanakan bahwa sumber modal ODA akan dipinjamkan lagi, tidak lagi bersifat memberi seperti sebelumnya. Dengan demikian, daerah-daerah akan harus akan memperhitungkan kalau bisa mencapai hasil-guna dari sumber-sumber modal itu dan mampu membayar utang, maka mereka akan meminjam, kalau proyek itu tidak mendatangkan hasil-guna dan daerah itu tidak mampu membayar utang, maka mereka akan mengurangi peminjaman sumber modal itu”.

Supaya perekonomian berangsur-angsur mengurangi kebergantungan pada sumber modal ODA, Pemerintah Vietnam telah menetapkan solusi-solusi untuk menghadapi tahap “pasca ODA”, terutama saat Vietnam sedang memerlukan kira-kira 90 miliar dolar Amerika Serikat saban tahun untuk mengembangkan ekonomi tahapan 2016-2020. Langkah darurat yang harus dijalankan ialah melakukan restrukturisasi anggaran keuangan negara, menghitungkan kembali pos-pos penerimaan dan pengeluaran untuk menjamin tarap defisit secara rasional, mengurangi utang publik di tarap yang masuk akal. Untuk jangka pendek, Pemerintah Vietnam akan melakukan restruktusisasi terhadap arus modal ODA, menetapkan bidang dan cabang titik berat yang diprioritaskan untuk menggunakan sumber modal ODA dan modal pinjaman guna membantu pelaksanaan prioritas-prioritas perkembangan dan terobosan-terobosan strategis. 

Komentar