Para pemuda ikut mencanting pada event tersebut (Foto: KBRI di Hanoi) |
Guna menghasilkan sehelai Batik yang indah, seorang seniman harus mengalami banyak proses, di antaranya ada teknik mencanting dengan cairan malam. Di event ini, para pemuda Vietnam dengan gembira memanifestasikan “kebakatan” dengan menggunakan “canting” untuk menorehkan cairan malam yang panas ke kain. Selain motif-motif tradisional kain Batik, banyak peserta sangat kreatif membuat motif-motif unik, memanifestasikan interferensi budaya antara dua negara. Minh Thuy, mahasiswi Universitas Perdagangan Hanoi mengatakan:
“Saya melukis peta Vietnam dan bunga teratai Vietnam di samping motif-motif tradisional Indonesia. Pesan yang ingin saya sampaikan dalam lukisan adalah Vietnam dan Indonesia adalah dua negara Asia Tenggara dan punya banyak ciri budaya yang sama. Oleh karena itu, saya melukis motif Indonesia, peta Vietnam dan bunga teratai Vietnam untuk menunjukkan interferensi budaya itu”.
Sebuah hasil dari para pemuda peserta event (Foto: KBRI) |
Ibu Hanny Luvytasari, guru bahasa Indonesia untuk penutur asing (BIPA), pengurus mengajar teknik mencanting Batik kepada para pemuda Vietnam, mengungkapkan:
“Saya melihat tadi mereka sangat antusias membatik untuk meskipun itu cukup sulit untuk pemula karena menggunakan lilin yang panas. Saya melihat mereka bersemangat, mereka mencoba dan hasilnya cukup bagus. Dan saya sangat senang melihat usaha mereka”.
Para peserta memfoto bersama (Foto: KBRI) |
Melalui event “Fun with Batik painting”, Kedutaan Besar Indonesia berharap supaya warga Vietnam akan lebih mengerti kebudayaan dan kesenian yang kaya raya dari negeri puluhan ribu pulau ini.