Vietnam Akan Gelarkan Secara Berhasil Guna Bantuan Untuk Mengakses Vaksin COVID-19 dari Australia

Chia sẻ
(VOVWORLD) - Pada pembicaraan telepon pada tanggal 25 Mei sore, Perdana Menteri (PM) Pham Minh Chinh menegaskan kesediaannya untuk bekerja sama dengan PM Australia Scott Morrison untuk semakin menginensifkan Hubungan Kemitraan Strategis Vietnam-Australia. 

Pada saat yang sama, PM menyarankan agar Australia terus membuka pasar lebih lanjut untuk sejumlah produk pertanian dan perikanan Vietnam, mendorong perusahaan besar Australia meningkatkan investasi di Vietnam, dan fokus pada ODA untuk mendukung Vietnam dalam proyek infrastruktur, pertanian pembangunan, pengentasan kemiskinan, pemberantasan perubahan iklim dan pelatihan sumber daya manusia berkualitas tinggi...

PM Pham Minh Chinh berterima kasih kepada Australia atas komitmennya untuk memberi bantuan senilai 40 juta dolar Australia kepada Vietnam mengakses vaksin COVID-19 dan menegaskan bahwa mereka akan secara berhasil guna menerapkan bantuan ini; ia juga menyarankan agar Australia memprioritaskan Vietnam untuk mengakses vaksin AstraZeneca yang diproduksi di negara ini secepatnya.

Vietnam Akan Gelarkan Secara Berhasil Guna Bantuan Untuk Mengakses Vaksin COVID-19 dari Australia - ảnh 1PM Pham Minh Chinh mengadakan pembicaraan telepon dengan PM Australia Scott Morrison. Foto: Duong Giang /TTXVN. 

Pada pihaknya, Perdana Menteri Scott Morrison ingin meningkatkan hubungan diplomatik menjadi kemitraan strategis yang komprehensif antara Vietnam dan Australia.

Kedua Perdana Menteri sepakat bahwa perlu menetapkan tujuan yang lebih tinggi dalam upaya meningkatkan investasi dan perdagangan dua arah, menuju pemulihan yang berkelanjutan setelah pandemi, untuk segera menyelesaikan dan menandatangani Strategi untuk memperkuat kerja sama ekonomi, mempromosikan kerja sama sains dan teknologi, melaksanakan secara efektif "Program Kemitraan Inovasi Vietnam- Australia untuk periode 2022-2025".

Mengenai masalah regional dan internasional yang menjadi perhatian bersama, termasuk masalah Laut Timur, kedua pemimpin menegaskan pentingnya menjaga perdamaian, stabilitas, keamanan, keselamatan, dan kebebasan navigasi dan udara; penyelesaian sengketa secara damai berdasarkan hukum internasional, termasuk Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1982 tentang Undang-undang Kelautan; menerapkan DOC secara penuh dan efektif, untuk mencapai COC yang substantif dan berhasil guna.

Komentar