Ketiga pihak berencana mendiskusikan cara menghadapi semua gerak-gerik RDRK, khususnya, setelah Pyong Yang meluncurkan rudal balistik lintas benua (ICBM) Hwasong-18 pada awal pekan lalu.
Juga pada hari yang sama, Dewan Kepala Staf Gabungan Tentara Republik Korea (JSC) mengumumkan bahwa RDRK telah meluncurkan dua rudal balistik jarak pendek ke perairan di sebelah Timur pada dini pagi. Sementara itu, Menteri Pertahanan Jepang, Yasukazu Hamada memberitahukan bahwa dua benda terbang dari RDRK tampaknya telah jatuh di luar zona ekonomi eksklusif (EFZ) Jepang.
Dalam satu perkembangan yang terkait, pada tgl 19 Juli, Presiden Republik Korea, Yoon Suk Yeol telah melakukan survei kapal selam yang beraktivitas dengan energi senjata yang berkemampuan mengangkut rudal balistik dengan hulu ledak nuklir (USS Kentucky) dari AS ketika kapal ini berlabuh di Pelabuhan Busan.