Uni Eropa menghapuskan embargo senjata terhadap faksi oposisi Suriah-Rusia

Chia sẻ
(VOVworld) – Pada Senin (27 Mei), Uni Eropa (EU) telah memutuskan menghapuskan embargo senjata terhadap faksi oposisi Suriah, tetapi tidak ada negara manapun diantara 27 negara anggota berencana menyerahkan senjata kepada pasukan anti pemerintah Suriah sebelum 1 Agustus mendatang dengan kekhawatiran bahwa gerak-gerik ini bisa berpengaruh terhadap konferensi damai yang diusulkan oleh Rusia dan Amerika Serikat (AS).

(VOVworld) – Pada Senin (27 Mei), Uni Eropa (EU) telah memutuskan menghadapi  embargo senjata terhadap faksi oposisi Suriah, tetapi tidak ada negara manapun diantara 27 negara anggota berencana menyerahkan senjata kepada pasukan anti pemerintah Suriah sebelum 1 Agustus mendatang dengan kekhawatiran bahwa gerak-gerik ini bisa berpengaruh terhadap konferensi damai yang diusulkan oleh Rusia dan Amerika Serikat (AS).

Uni Eropa menghapuskan embargo senjata terhadap faksi oposisi Suriah-Rusia - ảnh 1
Uni Eropa menghapuskan embargo senjata terhadap faksi oposisi Suriah-Rusia
(Foto : xalo.vn)
Ketika berbicara di depan kalangan pers setelah perbahasan selama 12 jam dari para Menteri Luar Negeri (Menlu) EU di Brusel (Belgia), Menlu Inggeris, William Hague menyatakan bahwa EU memutuskan masih tetap mempertahankan semua langkah sanksi terhadap rezim pimpinan Presiden Suriah Bashar al-Assad yang ditetapkan 2 tahun yang lalu. Kalau tidak ada keputusan ini, semua  sanksi, diantaranya ada perintah blokade harta benda dan perintah larangan bepergian terhadap Presiden Assad dan para pejabat senior dan semua langkah membatasi pertukaran keuangan dan minyak yang akan habis berlakunya pada 31 Mei ini.
 Pada hari yang sama, ketika berbicara setelah pertemuan di Paris, Perancis dengan timpalannya dari AS, John Kerry, Menlu Suria Sergei Lavrov menilai akan tidak mudah untuk mengadakan perundingan-perundingan damai bagi Suriah, bersamaan itu menganggap itu sebagai tugas yang terlalu sulit. Sementara itu, Menlu AS John Kerry menyatakan bahwa Suriah dan AS semuanya mempertahankan komitmen melaksanakan semua prinsip yang diajukan di Konferensi Jenewa pertama, diantaranya ada membentuk satu pemerintah transisi yang disepakati dua fihak, punya kekuasaan penuh untuk mengizinkan penduduk Suriah memutuskan sendiri masa depan negaranya./. 

Komentar