Menteri Industri dan Perdagangan Vietnam, Tran Tuan Anh menghadiri konferensi virtual tersebut (Sumber: Kementerian Industri dan Perdagangan Vietnam)
|
Ketika berbicara di depan konferensi ini, Menteri Industri dan Perdagangan Vietnam, Tran Tuan Anh memberitahukan: Hingga saat ini, perang melawan pandemi Covid-19 di seluruh dunia masih sedang berlangsung. Namun, dalam setiap tantangan, juga ada peluang-peluang dan hal yang penting ialah semua negara RCEP perlu menggunakan dengan baik peluang-peluang itu untuk memperhebat target memulihkan ekonomi dan mengambil lagi sentralitas terhadap perekonomian global. Menteri Tran Tuan Anh mengatakan: “Saat sekarang adalah saat penting bagi semua negara RCEP mendorong kerja sama perdagangan dan investasi. Penandatanganan permufakatan RCEP akan mengirim satu indikasi positif kepada dunia tentang tekat mengatasi semua kesulitan dalam wabah dan ekonomi yang dihadapi oleh semua negara di kawasan. Tanpa memperdulikan kesulitan akibat pandemi Covid-19, semua negara RCEP tetap menggelar banyak sidang virtual untuk mempertahankan motivasi bagi perundingan-perundingan dan memacu partisipasi India supaya lebih aktif pada proses ini”.
Dioperasikan dari bulan November 2012, di Phnom Penh, Ibu Kota Kamboja, Perjanjian RCEP meliputi 10 negara anggota ASEAN dengan 6 mitra besar dimana ASEAN telah menandatangani perjanjian perdagangan bebas yakni Tiongkok, Jepang, Republik Korea, Australia, India dan Selandia Baru. Kalau perjanjian RCEP ditandatagani, maka akan menciptakan satu pasar dengan populasi kira-kira 3,5 miliar konsumen dan GDP-nya hampir 49 triliun USD, menduduki kira-kira 39% GDP global.