Rusia dan Ukraina saling menuduh melakukan eskalasi perang di Ukraina Timur

Chia sẻ
(VOVworld) – Pada saat perang di Ukraina Timur menunjukkan tanda-tanda eskalasi, pada Selasa (18 Agustus), Ukraina dan Rusia telah saling tuduh dalam meningkatkan bentrokan, sehingga membuat banyak warga sipil tewas dan luka-luka. 
(VOVworld) – Pada saat perang di Ukraina Timur menunjukkan tanda-tanda eskalasi, pada Selasa (18 Agustus), Ukraina dan Rusia telah saling tuduh dalam meningkatkan bentrokan, sehingga membuat banyak warga sipil tewas dan luka-luka.

Jurubiara Tentara Ukraina, Vladyslav Seleznyov menganggap bahwa Moskwa sedang meningkatkan tekanan kepada Ukraina ketika mendukung pasukan penuntut kemerdekaan di Ukraina Timur melakukan serangan-serangan terhadap pangkalan tentara Ukraina. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia menggugat tentara Ukraina yang melanggar permufakatan Minsk ketika meningkatkan tembakan-tembakan meriam terhadap kawasan yang sedang dikontrol oleh pasukan penuntut kemerdekaan, sehingga menewaskan banyak warga sipil.

Rusia dan Ukraina saling menuduh melakukan eskalasi perang di Ukraina Timur - ảnh 1
Satu rumah di desa Sartana, dekat Mariupol, kawasan Donetsk,
dihancurkan dalam huru-hara pada 17 Agustus
Foto: baomoi.com

Kemlu Rusia memberitahukan bahwa sejak 15 Agustus lalu, tentara Ukraina telah terus-menerus melepaskan tembakan pada arah kota Donetsk, Mariupol, Gorlovka dan Debaltsevo, sehingga menimbulkan kira-kira 10 korban. Fihak negara yang menamakan diri sebagai Republik Rakyat Donetsk juga memberitahukan bahwa tentara Ukraina telah menggelarkan kira-kira 50 tank berlapis baja, peluncuran rudal “Grad” dan “Tochka-U” di dekat perbatasan, kawasan yang sebenarnya tidak boleh ada senjata berat.

Sekarang Moskwa dan Kiev tetap berselisih mengenai pandangan dalam menangani krisis di Ukraina. Moskwa selalu menuntut kepada Kiev supaya melakukan dialog langsung dengan wakil pasukan-pasukan penuntut kemerdekaan di Ukraina Timur, sedangkan Pemerintah Kiev dengan gigih menolaknya, menyatakan bahwa mereka tidak berdialog dengan pasukan yang disebutnya sebagai “separatis dan teroris”.

Komentar