(VOVworld) – Perusahaan Pemeringkat Kepercayaan Internasional Standard & Poor’s (S&P) menilai bahwa bahaya gagal bayar di Republik Siprus, satu negara anggota Eurozone, semakin besar. Perusahaan S&P adalah badan utama yang mengawasi dan menilai situasi utang negara-negara di Eurozone seperti Yunani, Irlandia, Portugal, Spanyol dan Italia selama 3 tahun ini. Oleh karena itu, penilaian yang dikeluarkan S&P tersebut bagaikan satu peringatan bahwa krisis utang publik di Eurozone belum berakhir.
Ilustrasi
(Foto: sevodnya.com)
Pada Juni tahun lalu, Pemerintah Siprus telah harus meminta bantuan dari negara-negara anggota Eurozone yang lain karena sektor Bank negara ini kehabisan tenaga karena membantu menghapuskan utang Yunani. Akan tetapi, proses perundingan tentang pertolongan berlangsung secara lambat dan kalangan pengamat memprakirakan bahwa tidak akan ada permufakatan manapun yang bisa melebihi Euro 17 miliar (kira-kira USD 23 miliar) yang tercapai sebelum pertengahan Maret mendatang. Alasan kemacetan ini ialah adanya kecemasan-kecemasan bahwa pos bantuan akan mendorong prosentase utang yang dihitung sesuai dengan GDP negara ini mencapai lebih dari 140% menurut perhitungan S&P dan melampaui taraf yang diijinkan menurut penilaian Dana Moneter Internasional (IMF), sebagiannya karena Republik Siprus menolak permintaan melakukan swastanisasi dari para kreditor./.