Reaksi negara-negara sekitar dekrit memperketat kebijakan tentang visa dari AS

Chia sẻ
(VOVwolrd) – Banyak negara di dunia telah memberikan reaksi terhadap dekrit administrasi yang bersangkutan dengan penerimaan migran yang baru saja ditandatangani oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump pada Jumat, (27/1).

(VOVwolrd) – Banyak negara di dunia telah memberikan reaksi terhadap dekrit administrasi yang bersangkutan dengan penerimaan migran yang baru saja ditandatangani oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump pada Jumat, (27/1).


Reaksi negara-negara  sekitar dekrit memperketat kebijakan tentang visa dari AS - ảnh 1
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump
(Foto : baomoi.com)


Dari Perancis, Menteri Luar Negeri Perancis, Jean-Marc Ayrault memberitahukan bahwa Perancis dan Jerman merasa cemas akan beberapa keputusan yang diajukan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terutama keputusan membatasi migran yang datang di AS.

Sebelumnya, dari Teheran, Presiden Iran, Hassan Rouhani telah mengecam Presiden Trump dan menekankan bahwa “sekarang bukan saat membangun tembok untuk memisahkan negara-negara”. Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan telah membuka pintu bagi wisatawan asing sejak menandatangani permufakatan nuklir dengan negara-negara adi kuasa pada 2015.

Sementara itu, di jejaring Twitter, 28/1, Jiri Ovcacek Jurubicara dari Presiden Czech, Milos Zeman telah menyambut keputusan Presiden AS, Donald Trump dan menganggap bahwa pemimpin AS hanya secara sederhana  ingin membela keamanan nasional dan memikirkan keamanan bagi warga AS saja.

  Presiden Donald Trump, pada Sabtu ( 27/1) telah menandatangani dektit administrasi memperketat kebijakan memberikan visa  masuk dan menerima migran masuk AS, menurutnya meningkatkan jangka waktu peninjauan visa terhadap semua orang  menjadi 4 bulan dan dengan sementara menghentikan pemberian visa terhadap 7 negara  yang umat Muslim menduduki mayoritas, di antaranya ada Suriah, Irak, Iran, Somalia, Libya, Sudan dan Yaman. Presiden baru AS menganggap bahwa langkah ini bertujuan membela warga AS terhadap ancaman serangan teror. Semua keputusan eksekutif terbaru dari Presiden baru AS, Donald Trump juga menimbulkan reaksi yang bertentangan di kalangan politisi AS.

Komentar