Begitulah penyataan Kim Yong-chol, Wakil Ketua Komite Partai Pekerja Korea yang dimuat oleh Kantor Berita Sentral Korea (KCNA), pada Minggu (27 Oktober). Dalam artikel-nya, Kim Yong-chol menyatakan bahwa AS sedang menimbulkan tekanan terhadap RDRK alih-alih menaruh perhatian pada seruan Pyong Yang agar menerima satu pendekatan yang baru. Selain itu, AS secara terus-terang menekankan negara-negara yang lain mengenakan sanksi-sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa terhadap RDRK. Sebelumnya, Pemimpin RDRK, Kim Jong-un telah menetapkan batas waktu terakhir satu tahun terhadap perundingan-perundingan tentang denuklirisasi dengan Washington. Pernyataan-pernyataan dari kalangan otoritas RDRK tersebut dianggap bertujuan mendesak AS mengeluarkan cara pendekatan yang lebih luwes dalam perundingan nuklir, bersamaan itu memanifestasikan maksud Pyong Yang ialah ingin mengadakan kembali perundingan-perundingan yang sekarang sedang mengalami kemacetan.