Presiden Rusia menuduh Ukraina berintrik melakukan serangan bersenjata terhadap Krimea

Chia sẻ
(VOVworld) – Presiden Rusia, Vlaidimir menuduh Ukraina sedang “memilih terorisme alih-alih perdamaian” dan Kiev sedang “memainkan satu permainan yang sangat berbahaya”.
(VOVworld) – Presiden Rusia, Vlaidimir menuduh Ukraina sedang “memilih terorisme alih-alih perdamaian” dan Kiev sedang “memainkan satu permainan yang sangat berbahaya” setelah Badan Keamanan Federasi Rusia (FSB) memberitahukan telah mengganyang serentetan intrik serangan bersenjata yang dilakukan Kiev yang dianggap menyasar pada kawasan Krimea. Kongkritnya ialah Presiden Rusia memberitahukan informasi dari FSB yang menunjukkan bahwa otoritas Ukraina sedang berupaya menghasut kekerasan dan bentrokan di Ukraina, dan hal ini sangat “mencemaskan”. Oleh karena itu, Presiden Vladimir Putin menganggap bahwa tidak ada alasan untuk melakukan dialog dengan Kiev tentang proses perdamaian di Ukraina Timur. Selain itu, Presiden Vladimir Putin menegaskan akan berupaya sekuat tenaga untuk menjamin keamanan infrastruktrur, warga negara Rusia dan akan menggelarkan banyak langkah untuk menjamin keamanan tambahan.

Presiden Rusia menuduh Ukraina berintrik melakukan serangan bersenjata terhadap Krimea - ảnh 1
Pasukan FSB
(Foto: wiki / vnexpress.net)


Tentang masalah ini, pada hari yang sama, Duta Besar Ukraina di PBB, Volodymyr Yelchenko memberitahukan bahwa negara ini akan meminta kepada Dewan Keamanan PBB supaya mengadakan satu rapat darurat, kalau ketegangan terus mengalami eskalasi setelah Rusia menuduh Ukraina melakukan intrik serangan terhadap infrastruktur di kawasan Krimea.

Menghadapi tuduhan-tuduhan dari Presiden Rusia, Vladimir Putin, Presiden Ukraina, Petro Poroshenko menganggap bahwa tuduhan ini “tidak  masuk akal dan kurang pertimbangan”. Pemimpin Ukraina juga sekali lagi menuduh ada keberadaan militer Rusia di Donbass, Ukraina Timur, meskipun Rusia selalu menolaknya. Kementerian Luar Negeri Ukraina juga mengeluarkan pernyataan yang menganggap bahwa tuduhan-tuduhan Rusia adalah tidak punya dasar dan menyebut ini sebagai “provokasi” dari Mokswa.

Komentar