(VOVworld) – Pernyataan tersebut diumumkan oleh Presiden Perancis, Francois Hollande pada Senin (2 Januari), sehubungan dengan kunjungan-nya di Irak.
Presiden Perancis, Francoins Hollande (tengah)
(Foto: AFP/ Kantor Berita Vietnam)
Pada jumpa pers bersama dengan Perdana Menteri (PM) Irak, Haider al-Abadi setelah pembicaraan, Presiden Perancis, Francois Hollande juga menegaskan bahwa Perancis akan aktif berpartisipasi pada usaha-usaha rekonstruksi di kota Mosul setelah mengalahkan organisasi yang menamakan diri sebagai “Negara Islam” (IS) di daerah ini. Ketika berbicara di pangkalan militer di Arbil – ibukota propinsi Zona Otonomi dari orang Kurdi di Irak-tempat dimana para serdadu Perancis memberikan pelatihan kepada semua pasukan Irak, Presiden Francois Hollande menyatakan bahwa operasi membebaskan kota Mosul – kota yang besar-nya nomor 2 di Irak yang sekaligus merupakan sarang yang paling besar terakhir dari IS di negara ini, bisa mencapai sukses pada musim Semi 2017.
Dia menekankan bahwa merebut kembali kota Mosul hanya dihitung mingguan. Namun, dia juga minta perhatian bahwa setelah itu perlu memusatkan upaya menentang kaum IS di kota Raqa, di Suriah. Presiden Francois Hollande juga menyatakan bahwa segala yang terjadi di Irak dan Suriah akan berpengaruh terhadap situasi keamanan di Perancis dan Eropa, oleh karena itu, dukungan Eropa terhadap aktivitas militer anti IS adalah yang sangat penting untuk mencegah semua serangan di dalam negeri. Sekarang Perancis merupakan negara yang memberikan sumbangan yang besar-nya nomor 2 kepada pasukan koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat dalam menentang IS.