Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe pada pertemuan puncak AS-Jepang selama dua 2 hari di negara bagian Florida . |
Presiden Donald Trump menegaskan hubungan erat antara dua negara dan persatuan dalam masalah nuklir RDRK. Dia juga menilai pertemuan puncak antar-Korea yang akan segera diadakan pada 27 April ini akan merupakan peluang kepada dua bagian negeri Korea untuk mencapai satu traktat yang sungguh-sungguh menghentikan perang antar-Korea. Pemimpin Gedung Putih juga membenarkan bahwa sekarang AS dan RDRK sedang berhubungan di tingkat “teramat tinggi” dan dua pihak sedang mempelajari 5 tempat untuk mengadakan pertemuan puncak AS-RDRK yang mungkin berlangsung pada akhir bulan Mei atau awal bulan Juni mendatang.
Sementara itu, PM Jepang Shinzo Abe menegaskan: Dua pihak telah berbagi pandangan-pandangan bersama tentang topik-topik yang sangat penting bersangkutan dengan krisis nuklir RDRK dan masalah ekonomi. Dia juga memberitahukan: Jepang setuju dengan pandangan AS tentang pelarangan pengembangan nuklir dan rudal di RDRK secara “komprehensif” dengan pengawasan dan tidak bisa dibalikkan.
Dalam satu perkembangan yang bersangkutan, sekarang para pejabat keamanan Republik Korea memberitahukan: Negara ini dan AS bisa mendorong penandatanganan satu perjanjian perdamaian dengan RDRK jika Pyong Yang sepenuhnya menghapuskan ambisi-ambisi nuklir. Ketika berbicara kepada kalangan pers, Chung Eui-yong, Direktor Kantor Keamanan Nasional dari Istana Presiden Republik Korea memberitahukan: dua negara sekutu sedang mempertimbangkan cara-cara untuk memberikan balasan setelah Pyong Yang menyelesaikan denuklirisasi. Dia juga menunjukkan bahwa Seoul dan Washington sedang melakukan perbahasan terinci tentang cara-cara untuk mengadakan secara sukses pertemuan puncak antar-Korea dan selanjutnya ialah pertemuan puncak AS-RDRK. Kongkritnya ialah dua pihak sedang berbahas tentang “cara untuk bisa menyingkirkan kecemasan-kecemasan keamanan dari RDRK dan opsir untuk bisa menjamin masa depan RDRK jika Pyong Yang memberikan keputusan yang tepat.