(VOVworld) – Perlombaan antara dua capres yang lolos masuk babak ke-dua pilpres Perancis yaitu Emmanuel Macron dan nyonya Marine Le Pen telah berlangsung secara sangat menegangkan pada Rabu (26/4) yang bersangkutan dengan nasib pabrik perkakas elektronik Whirlpool, di kota Amiens, bagian Barat Laut Perancis. Ini juga merupakan kampung halaman capres yang mengikuti jalan tengah Emmanuel Macron.


Pabrik Whirlpool terletak di satu zona industri dimana ada banyak pabrik yang telah harus menghentikan aktivitasnya selama ini, sehingga membuat situasi pengangguran naik 13%. Sementara Emmanuel Macron melakukan perbahasan dengan wakil dari berbagai organisasi serikat buruh di Kamar Dagang kota Amiens, jauhnya kira-kira 20 Km dari pabrik tersebut, capres jalan kanan Le Pen tiba-tiba telah muncul di pabrik ini dan melakukan pertemuan langsung dengan para buruh guna merebut poin terhadap lawannya. Ketika berbicara di depan para buruh pada waktu makan siang, Le Pen mengatakan bahwa kalau menjadi Presiden, dia akan melakukan nasionalisasi pabrik untuk menjamin lapangan kerja bagi para buruh, bersamaan itu menuduh “Macron tidak berani datang ke pabrik”. Menanggapinya, capres Emmanuel Macron telah melakukan jumpa pers, mengutuk pernyataan-pernyataan yang bersifat demagogis dari Marine Le Pen, menganggap bahwa haluan yang dilakukan Le Pen-lah yang menyabot perekonomian dan daya beli warga.

Perkembangan perlombaan pada Rabu (26/4) menunjukkan bahwa babak ke-dua untuk masuk Istana Elysee sedang berlangsung secara sangat menegangkan ketika semua strategi bisa digunakan untuk merebut kartu suara dari para pemilih.