(VOVworld) - Hari Minggu, 11 Maret genap satu tahun terjadinya gempa bumi dan tsunami di Jepang. Pada 11 Maret tahun 2011, satu gempa bumi teramat kuat dengan kekuatan 9 derajat pada skala Richter telah terjadi di lepas pantai Jepang di sebelah Timur Laut. Daya rusak gempa bumi ini sama dengan daya rusak dari kira-kira 200 buah bom atom yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat terhadap kota Hiroshima dalam Perang Dunia ke-2.
Tsunami di Jepang pada tanggal 11 Maret 2011
(Foto: thaibinhtv.vn)
Gempa bumi ini telah menimbulkan tsunami dengan tingginya puluhan meter, menewaskan 16.000 orang dan merusak rumah dan harta benda dari jutaan orang. Gempa bumi dan tsunami ini telah menimbulkan kebocoran radio aktif di pabrik listrik tenaga nuklir Fukushima nomor 1. Dalam menghadapi kerusakan yang ditimbulkan oleh musibah dobel tersebut, orang memprakirakan bahwa Jepang harus memakan waktu selama 10 tahun untuk bisa merekonstruksi dan memulihkan ekonomi. Akan tetapi, semua yang dilakukan secara sukses oleh pemerintah dan rakyat Jepang selama setahun ini seolah-olah tidak bisa dipercayakan.
Pada hari Sabtu, 10 Maret, ketika berpidato di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon menyatakan kekaguman atas upaya-upaya besar yang dilakukan oleh rakyat Jepang dalam mengatasi akibat yang mengerikan tersebut, sekaligus menekankan bahwa PBB terus berupaya untuk mendorong langkah-langkah mencegah dan menangani musibah-musibah yang berskala besar seperti Fukushima. Di portal The Washington Post, Sabtu 10 Maret, Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda berkomitmen akan mengatasi semua tantangan dari musibah dobel tersebut untuk membangun sebuah negeri Jepang baru. Sehubungan dengan ini, serentetan aktivitas pengenangan telah diadakan di seluruh Jepang./.