Pembangunan pertama jalan kereta gantung yang paling tinggi dan paling panjang di dunia di provinsi Lao Cai

Chia sẻ
(VOVworld) – Kereta gantung yang bernama “Fansipan Sapa” dibangun di kota madya Sapa, provinsi Lao Cai (Vietnam Utara) dengan total modal investasi kira-kira VND 4,4 triliun. 

(VOVworld) – Kereta gantung yang bernama “Fansipan Sapa” dibangun di kota madya Sapa, provinsi Lao Cai (Vietnam Utara) dengan total modal investasi kira-kira VND 4,4 triliun. Ini adalah kereta gantung 3 kabel yang panjang kira-kira 7 km, kapasitas pengangkutannya maksimal kira-kira 2.000 penumpang per jam. Direncanakan, ketika kereta gantung Fansipan Sapa ini selesai akan dioperasikan pada tahun 2015 dan memperpendek waktu perjalanan untuk menaklukkan puncak Fansipan dari 2 hari siang malam hanya tinggal 15 menit saja. Proyek Fansipan Sapa ini berada dalam “Kompleks bangunan iwisata budaya, jasa kereta gantung, rekreasi, perhotelan Fansipan Sapa”.

Pembangunan pertama jalan kereta gantung yang paling tinggi dan paling panjang di dunia di provinsi Lao Cai - ảnh 1
Deputi PM Hoang Trung Hai berbicara pada acara tersebut
(Foto: vnexpress.net)


Pada acara pencangkulan pertama pada Sabtu (2 November), Deputi Perdana Menteri (PM) Vietnam, Hoang Trung Hai menilai tinggi makna pembangunan sistim kereta gantung pada khususnya dan kompleks bangunan pariwisata, kebudayaan, jasa kereta gantung, rekreasi dan perhotelan Fansipan Sapa. Ini merupakan kesempatan bagi kota madya Sapa untuk mengembangkan ekonomi berbasis pariwisata, menyerap kedatangan wisatawan domestik dan manca negara. Deputi PM meminta kepada para investor dan petender supaya melaksanakan secara serius penjagaan lingkungan hidup, menjaga seutuhnya pemandangan alam dalam proses pembangunan.

Dalam Komplek bangunan pariwisata, kebudayaan, jasa kereta gantung, rekreasi dan perhotelan Sapa juga ada zona peristirahatan tingkat tinggi yang terdiri dari hotel yang berbintang 4 dan 5, zona rekreasi, kuliner, lapangan golf 18 lubang, dll. Total modal investasi mencapai kira-kira VND 4,4 triliun./.

Komentar