Juru bicara Presiden Rusia, Dmitry Peskov (Foto: AFP/VNA) |
Keputusan tersebut terus menghadapi celaan dari banyak negara dan organisasi di dunia.
Di depan jumpa pers, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Geng Shuang, pada Selasa (5/11), memberitahukan bahwa negara ini “sangat menyesalkan” tentang keputusan AS, bersamaan itu berharap supaya Washington “bisa memikul lebih banyak tanggung jawab dan melakukan lebih banyak pekerjaan untuk memberikan sumbangan pada proses kerjasama multilateral ini, alah-alih menciptakan lebih banyak energi negatif.
Pada hari yang sama, Rusia mencela AS yang menarik diri dari Perjanjian Paris tentang perubahan iklim dan menganggap bahwa gerak-gerik ini melemahkan secara serius permufakatan ini. Juru bicara Presiden Rusia, Dmitry Peskov menganggap bahwa keputusan AS “melemahkan permufakatan ini menurut cara yang paling serius”, karena AS merupakan negara yang punya jumlah emisi yang menimbulkan efek rumah kaca yang besarnya nomor dua di dunia. Dia menekankan: lakau ada kerjasama AS, sangat sulit untuk membahas permufakatan manapun tentang iklim.
Tentang masalah ini, juru bicara PBB, Stephane Dujarric, pada Selasa (5/11), memberitahukan bahwa tekad PBB tentang Perjanjian Paris tentang perubahan ikilm tetap tidak berubah setelah keputusan AS. Dia mengatakan bahwa organisasi ini “terus memacu negara-negara anggota aktif berpartisipasi sebelum COP25 berlangsung di Kota Madrid untuk meningkatkan ambisi mencegah dan memundurkan perubahan iklim.