Menurut itu, OECD menilai bahwa dari awal tahun 2021 hingga sekarang, gambar pemulihan ekonomi dunia belum pasti dan tetap mengalami banyak perbedaan antarnegara dan antarkawasan. OECD memprediksi bahwa kuantitas ekonomi global akan meningkat 5,7 persen pada tahun 2021, sementara itu, laju pertumbuhan ekonomi global mencapai 4,5 persen pada tahun 2022.

Menurut OECD, antarnegara tetap ada perbedaan-perbedaan tentang kuantitas ekonomi dan lapangan kerja, khususnya kelompok perekonomian-perekonomian yang baru mucul dan sedang berkembang yang meliliki prosentase peliputan vaksinasi rendah. OECD menurun secara drastis prediksi prospek terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dari taraf 6,9 persen ke 6 persen pada tahun 2021. Sementara itu, ekonomi Eurozone diprediksi meningkat 5,3 persen pada tahun 2021. Prediksi pertumbuhan Tiongkok tetap dipertahankan di taraf 8,5 persen.  

OECD juga memperingatkan bahwa prospek pemulihan ekonomi global akan terus-menerus berada di situasi genting dan tidak stabil sampai saat vaksinasi dilegar secara sinkron di seluruh dunia. OCED menekankan bahwa laju vaksinasi kian digelar cepat, penghematan kepala  keluarga turun drastis maka kebutuhan akan kian meningkat tinggi dan prosentase pengangguran akan kian rendah, tapi faktor-faktor ini akan menciptakan ancang-ancang tekanan inflasi dalam jangka pendek.