(VOVworld) – Demikian pendapat Menteri Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vietnam, Nguyen Quan dalam acara: “
Rakyat bertanya, Menteri menjawab” pada Minggu (29 Juni). Menurut Menteri Nguyen Quan, kaum petani dan nelayan yang belum terbiasa dengan instrumen modern, semakin merasa jelas tentang tekanan dari kekurangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta belum bisa mendekati proses-proses pengolahan dan pengawetan yang mutakhir, sehingga kualitas dan nilai hasil pertanian rendah.
Menteri Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vietnam, Nguyen Quan
(Foto: baomoi.com)
Menteri Nguyen Quan menegaskan bahwa Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sudah lama memperhatikan masalah ini. Dua tahun yang lalu, Kementerian ini telah menerima teknologi yang diserahkan oleh Kedutaan Besar Vietnam di Jepang dan wakil Kementerian tersebut di Jepang. Yaitu teknologi pengawetan ikan tuna serta bermacam-macam jenis hasil perikanan lain dalam waktu lama tapi kualitasnya tetap terjaga seperti baru tertangkap. Sekarang, teknologi ini telah dicoba secara sukses terhadap ikan tuna, udang windu dan beberapa jenis hasil pertanian lain, tapi supaya bisa diterapkan, masih harus menerima transfer teknologi dari Jepang. Yang mendesak ini, Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vietnam akan berkoordinasi dengan provinsi Phu Yen untuk membangun satu pabrik pengawetan ikan tuna di provinsi Phu Yen dan Binh Dinh.
Yang bersangkutan dengan teknologi mengolah bawang putih menjadi bawang berwarna hitam, Menteri Nguyen Quan memberitahukan bahwa sekarang Institut Ilmu Kedokteran Militer telah memiliki teknologi pengolahan ini dan bersedia melakukan transfer untuk para petani. Tentang pengawetan buah-buahan dan hasil pertanian, Menteri Nguyen Quan memberitahukan bahwa Kementerian tersebut telah melakukan program kerjasama senilai kira-kira satu juta dollar Amerika Serikat dengan Jepang tentang pengawetan purna panenan terhadap produk-produk pertanian./.