(VOVworld)- Pada Selasa 18 September, pemerintah Jepang membeirtahukan bahwa dua aktivis negara ini telah tiba di satu pulau yang termasuk kepulauan sengketa kedaulatan antara Tiongkok dan Tokyo yang dinamakan Jepang sebagai Senkaku dan dinamakan Beijing sebagai Diaojou.
Ketegangan hubungan Jepang-Tiongkok belum mereda.
( Foto: news.chodientu.vn)
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hong Lei telah mengajukan protes tentang tindakan dua warga negara Jepang di atas dan menganggap ini sebagai “pelanggaran serius” terhadap kedaulatan wilayah Tiongkok. Kantor Berita Xhinhua telah mengutip kata Juru Bicara Hong Lei yang meninta kepada Jepang supaya mengambil langkah-langkah efektif, mencegah segala tindakan manapun yang meningkatkan ketegangan di sekitar masalah ini. Sementara itu, pasukan penjaga daerah pantai Jepang pada hari yang sama memberitahukan bahwa 11 kapal survei lans Tiongkok telah menuju ke wilayah laut di sekitar kepulatan sengketa tersebut. Di Tiongkok, gelombang demonstrasi anti Jepang terus melanda luas pada 18 September. Menurut Kantor Berita Xhinhua, di propinsi Shin Jiang, kota propinsi Liaoning di Tiongkok Timur Laut, ribuan orang telah melakukan demonstrasi di dekat Konsulat Jendral Jepang untuk memprotes pemerintah Jepang yang akhir-akhir ini telah membeli 3 pulau diantara 5 pulau dari kepulauan sengketa. Di propinsi Henan, lebih dari 10.000 telah melakukan demonstrasi untuk melawan Jepang.
Di ibu kota Beijng, ribuan orang Tiongkok telah melakukan demonstransi di dekat Keduaan Besar Jepang, menyerukan pemboikotan terhadap barang-barang Jepang dan meminta kepada Tiongkok supaya menuntut kedaulatan untuk kepulauan Senkaku/ Diaoju. Kalangan pejabat Tiongkok berseru kepada rakyatnya supaya memanifestasikan semangat patriotisme secara damai dan terukur. Polisi telah digelarkan secara kuat di kota untuk menjaga ketertiban dan keamanan. Dalam jumpa pers di Beijing (ibu kota Tiongkok), pada Selasa 18 September, setelah pembicaraan dengan Menteri Pertahanan AS Lenon Panetta, Menteri Pertahanan Tionkok Liang Guanglie telah menyatakan harapan supaya memecahkan sengketa dengan Jepang secara damai. Ketika menjawab pertanyaan pers bahwa apakah Tiongkok menggunakan kekuatan militer dalam krisis ini atau tidak, Liang Guanglie mengatakan bahwa Beijing “berhak bertindak lebih lanjut lagi, namun masalah ini akan ditangani secara tuntas melalui langkah damai dan perundingan”. Dalam pidatonya, Menteri Pertahanan AS Lenon Lanetta berseru kepada dua fihak supaya tenang dan mengekang diri, karena tidak ada negara yang diuntungkan kalau situasi sekarang ini bereskalasi menjadi bentrokan, merusak kestabilan dan perdamaian di satu kawasan yang penting./.