Pernyataan tersebut menunjukkan, Israel benar-benar menolak semua keputusan internasional yang terkait dengan satu pengaturan selama-lamanya bagi orang Palestina. Satu pengaturan, jika tercapai, akan hanya berlangsung melalui perundingan langsung antarpihak tanpa prasyarat. Israel akan terus menentang pengakuan sepihak atas Negara Palestina.

Sementara itu, pada Sabtu (17 Februari), pada Konferensi Tingkat Tinggi ke-37 Uni Afrika di Ethiopia, para pemimpin benua ini telah mendesak untuk segera menghentikan konflik Hamas-Israel, mengimbau solidaritas internasional dengan warga Palestina. Ketua Uni Afrika 2024, Presiden Mauritania, Mohamed Ould Cheikh Ghazouani menekankan perlunya mengakui hak warga Palestina untuk membentuk negara yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota, sesuai dengan resolusi-resolusi internasional.