Sebelumnya pada tanggal 25 Juni, IAEA meminta Iran supaya memberi tanggapan tentang apakah akan terus memperpanjang perjanjian ini atau tidak. Seorang utusan khusus Iran kemudian menegaskan bahwa Teheran tidak berkewajiban untuk memberikan jawaban, meskipun Iran dua hari sebelumnya mengumumkan bahwa Dewan Keamanan Tertinggi negara ini akan memutuskan masalah tersebut. Juga pada tanggal 25 Juni, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperingatkan bahwa jika Iran tidak memperpanjang perjanjian dengan IAEA, hal itu akan menimbulkan ancaman serius bagi perluasan negosiasi.
Kesepakatan nuklir Iran bertujuan untuk mengekang program nuklir Teheran dengan imbalan pencabutan sanksi terhadap negara Islam itu. Namun, perjanjian tersebut menghadapi peningkatan risiko keruntuhan setelah AS menarik diri dari perjanjian pada 2018 dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran sementara Teheran juga secara bertahap mempersempit klausul kepatuhan, yang isinya ada hubungannya dengan kegiatan pengawasan IAEA.