Di dalam satu pabrik listrik tenaga nuklir di Iran Utara (Foto: AFP / VNA) |
Yang dilaporkan pada 10/2, IAEA menunjukkan sudah “memeriksa dan menyaksikan 3,6 gram logam uranium di pabrik pembuatan pelat bahan Iran di Esfahan”. Hal itu dianggap sebagai satu masalah sensitif karena logam uranium dapat digunakan sebagai sebuah unsur dalam manufaktur senjata nuklir.
Iran sudah memperingatkan bahwa waktu hampir habis bagi Pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden untuk menyelamatkan kesepakatan JCPOA. Sebulan lalu, Republik Islam telah mengumumkan mempercepat proses mengayakan uranium hingga 20 persen, jauh lebih tinggi dari tarap 3,67 persen yang diizinkan dalam kesepakatan, tetapi masih jauh dari tarap dapat memproduksi bom nuklir.