(VOVworld)- Pada Kamis 28 Juni, Asosiasi Ahli hukum Demokreatik Sedunia (IADL) telah membawa gugatan dari para korban agen oranye/dioxin Vietnam ke persidangan ke-20 Dewan hak asasi manusia PBB di kota Jevewa, Swiss dan menyerukan kepada organisasi ini supaya membela kepentingan para korban agent/oranye dioxin Vietnam. Delegasi Vietnam yang dikepala oleh Letnan Jenderal Nguyen Van Rinh – Ketua Asosiasi korban agen oranye/dioxin Vietnam (VAVA) yang mewakili lebih dari 3 juta korban agen oranye/dioxin Vietnam telah menghadiri peristiwa ini bersama dengan ratusan utusan dari negara-negara anggota PBB.
Letnan Jenderal Nguyen Van Rinh – Ketua Asosiasi korban agen oranye/dioxin Vietnam (VAVA) (kiri) dan Ketua IADL-Jeanne Mirer
(Foto : QDND)
Ketika berbicara di sini, Ketua IADL-Jeanne Mirer menyatakan bahwa dalam perang di Vietnam, tentara Amerika Serikat telah menyebarkan lebih dari 80 juta liter zat beracun oranye/dioxin selama 10 tahun dari tahun 1961 sampai 1971. Ini merupakan perang kimia yang paling panjang dalam sejarah kemanusiaan, sehingta ratusan ribu orang tewas, lebih dari 3 juta korban sedang harus hidup dalam kesengsarahan karena penyakit yang tidak bisa diobati, banyak anak-anak generasi ke-2 dan ke-3 yang cacad sejak lahir. Ibu Mirer menekankan bahwa ketika mengakui dan menyantunan kerugian bagi para korban agent oranye/dioxin, sebagai mantan serdadu AS, pemerintah AS tidak mau memperhatikan tanggung jawabnya terhadap tuntutan para korban agent oranya dioxin Vietnam. Ibu Mirer menyerukan kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB supaya bertindak segera demi para korban agen oranye/dioxin Vietnam./.