Tran To Nga (paling kanan) (Foto: VNA) |
Tran To Nga, berusia 78 tahun, telah terinfeksi agen oranye pada 1966, ketika ia adalah wartawan Kantor Berita Pembebasan, sehingga menyebabkan kematian anak sulungnya karena cacat jantung, dua putri terakhir dan cucunya juga menderita cacat bawaan.
Pada 2014, Tran To Nga mengajukan surat gugatan di Perancis terhadap berbagai produsen agen oranye Amerika Serikat. Ia menuntut santunan atas kerugian kesehatan, termasuk kanker dan cacat anak-anaknya. Kalau pengadilan Perancis menjatuhkan vonis yang menguntungkannya, ia akan menjadi korban agen oranye Vietnam pertama yang mendapat santunan. Hingga sekarang, hanya para veteran Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya yang terlibat perang mendapat santunan.
Dalam sesi litigasi pada 25/1 di Pengadilan Evry, para pengacara perusahaan-perusahaan zat kimia telah menolak tanggung jawab hukum ketika menyatakan bahwa agen oranye diproduksi sesuai perintah Pemerintah Amerika Serikat dengan tujuan militer. Para pengacara Tran To Nga telah menolak argumen tersebut dan menekankan bahwa Pemerintah Amerika Serikat telah tidak mengangbil zat kimia, tetapi membelinya dari berbagai produsen melalui proses tender. Pengadilan berencana akan menjatuhkan vonis pada 10 Mei mendatang.