AS terus mempertahankan kehadiran militer di Suriah (Foto :AFP) |
Demikian penegasan Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson dalam pidatonya Rabu (17/1), di Universitas Stanford (AS), tentang strategi AS untuk membantu mengakhiri perang saudara Suriah yang sudah memakan waktu 7 tahun ini.
Dia menegaskan bhawa AS tidak bisa mengulangi “kesalahan” negara ini di Irak pada tahun 2011, ketika menarik tentaranya terlalu dini sehingga menciptakan syarat kepada Al-Qaeda di Irak untuk mengumpulkan lagi pasukannya dan setelah itu berkembang menjadi IS.
Menlu AS mengemukakan secara jelas target Washington yalah bukan menggunakan kekerasan untuk mengubah status di Suriah atau melakukan intervensi jangka panjang di situasi negara ini. Akan tetapi dia menegaskan kembali pendirian Washington bahwa “satu Suriah yang merdeka, bersatu dan stabil perlu lengsernya Pemerintah pimpinan Presiden Bashar al-Assad dan sekutunya yaitu Iran.”