Komunike pers dari Kemenlu AS mengatakan bahwa sebagian besar warga Libya ingin memilih pemimpin melalui pemilihan yang damai. AS mengimbau semua pihak supaya menyerahkan senjata dan pemimpin Libya berkomitmen kembali dalam menentukan dasar konstitusional bagi pemilihan-pemilihan presiden dan parlemen. Kemenlu AS menekankan bahwa situasi instabilitas saat ini menegaskan kembali diperlukannya yang mendesak dalam menunjukkan seorang utusan khusus baru tentang Libya dari Sekretaris Jenderal PBB untuk memulihkan kembali upaya-upaya mediasi dengan dukungan dari komunitas internasional. AS menegaskan akan terus mengimbau untuk menahan diri dan berkomitmen kembali terhadap pemilihan pada sidang DK PBB untuk mendengar laporan dan konsultasi tentang situasi di Libya pada 30 Agustus mendatang.