Dalam laporan tambahan tentang Prospek Pembangunan Asia yang diumumkan pada 13 Desember, ADB memprakirakan bahwa pertumbuhan GDP kawasan ini bisa mencapai 7% pada 2021, menurun 0,1% dibandingkan dengan prakiraan yang dikeluarkan pada September. Taraf pertumbuhan ini menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi menurun secara signifikan dibandingkan dengan taraf penurunan 0,1% pada 2020. Di samping itu, ADB juga menurunkan prakiraan pertumbuhan GDP kawasan Asia pada 2022 dari 5,4% tinggal 5,3%.
Pernyataan ADB menunjukkan bahwa ekonomi Asia bisa mempertahankan pemulihan yang kuat seperti direncanakan pada September, tetapi munculnya varian Omicron belakangan ini yang dianggap mampu memiliki penularan tinggi, merupakan “peringatan yang keras” tentang bahaya merebaknya lagi gelombang-gelombang wabah baru di masa depan.