Bahasa – Jembatan yang Menghubungkan Vietnam-Indonesia

Phuong Thao
Chia sẻ
(VOVWORLD) - Bahasa sebagai alat berkomunikasi sekaligus merupakan jalan terpendek untuk mendekati kebudayaan setiap daerah, setiap bangsa. Dengan keinginan untuk menyebarluaskan kesan-kesan baik tentang tanah air, manusia, kebudayaan, sejarah,… dari dua kebudayaan Vietnam-Indonesia, pengajaran bahasa Indonesia kepada warga Vietnam dan bahasa Vietnam kepada warga Indonesia sudah dan sedang menjadi jembatan yang menghubungkan dua bangsa yang  terpisah ribuan kilometer. 

Kursus bahasa Indonesia untuk pertama kalinya dibuka oleh Kedutaan Besar Indonesia di Hanoi (KBRI) pada Agustus 2018 di Umah Indo – Galeri gambar KBRI dan di Universitas Ha Noi. Pada tahun ini, karena wabah Covid-19, kursus ini diadakan secara virtual, tetapi tetap menyerap partisipasi dari cukup banyak siswa kalangan mahasiswa, pemandu wisata, guru dan sebagainya. Setiap pelajaran dengan bermacam-macam bentuk seperti foto, slideshow, video yang mudah dimengerti dan mudah diingat membantu para siswa mendekati bahasa Indonesia dari banyak sudut. Saudari Khanh Vi-mahasiswi dan Saudara Nguyen The Truong - pemandu wisata menjelaskan:

“Para guru sangat bersemangat. Kursus tersebut telah membantu saya lebih memahami negeri dan masyarakat Indonesia melalui bahasanya. Saya juga melihat hubungan yang baik antara Vietnam-Indonesia”.

“Kursus tersebut telah memberikan kepada kami peluang untuk belajar dan mempraktekkan bahasa Indonesia dengan guru panutur asli. Mudah-mudahan setelah kursus tersebut kami bisa menggunakan secara fasih empat keterampilan yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis bahasa Indonesia”.

Bahasa – Jembatan yang Menghubungkan Vietnam-Indonesia - ảnh 1Acara memberikan sertifikat sehubungan dengan berakhirnya kursus bahasa Indonesia yang diadakan KBRI pada Desember 2020 (Foto: KBRI)

Dari kursus-kursus pertama dengan hanya seorang guru Indonesia saja, hingga kursus sekarang, jumlah guru Indonesia telah meningkat menjadi 3 orang. Hersila Astari, salah satu diantara tiga orang guru yang sedang mengajar Bahasa Indonesia dalam kursus sekarang memberitahukan bahwa pengajaran online cukup sulit, dalam menyusun pelajaran,  cara mengajar agar mudah dipahami dan menyerap para siswa.

“Untuk kelas BIPA 1 yang belum pernah mempelajari bahasa Indonesia, lebih banyak digunakan gambar atau bantuan visual untuk mempermudah pemahaman. Bagi kelas BIPA 3-6, secara umum pemelajar sudah menguasai dasar-dasar komunikasi sederhana dalam bahasa Indonesia sehingga pembelajaran bisa lebih fokus pada tata bahasa yang lebih kompleks. Oleh karena itu, agar semakin terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dengan lancar, pemelajar ditekankan untuk lebih banyak praktik berbahasa di dalam kelas”.

Bahasa – Jembatan yang Menghubungkan Vietnam-Indonesia - ảnh 2Tangkapan layar satu pelajaran Bahasa Indonesia (Foto: KBRI)

Hingga kini, ada kira-kira 450 siswa yang telah ikut serta pada kursus-kursus yang diselenggarakan KBRI sejak tahun 2018. Melati Irawati, Konselor Minister urusan Kebudayaan, Sosial, dan Pendidikan, dari KBRI, memberitahukan:

“Melalui program kursus Bahasa Indonesia kami mengharapkan semakin banyak masyarakat Vietnam khususnya generasi muda mengenal Indonesia.  Melalui program Bahasa Indonesia pula diharapkan semakin banyak generasi muda Vietnam yang dapat melanjutkan Pendidikan ke Indonesia, karena saat ini banyak sekali perguruan tinggi di Indonesia menawarkan beasiswa bagi pelajar internasional, termasuk pelajar yang berasal dari Vietnam”

 

Saudara pendengar sedang mendengar lagu “Hello Vietnam” yang dikumandangkan saudari Yandri Zhu asal Indonesia, seorang siswa yang sedang belajar dalam kursus bahasa Vietnam online yang diselenggarakan Ibu Tu Thuy, mantan editor, penyiar program bahasa Indonesia, VOV. Ibu Tu Thuy memberitahukan bahwa dalam waktu sekitar 35 tahun bekerja, ia telah berkaitan dengan negeri dan manusia Indonesia, khususnya Bahasa-nya. Ketika berpeluang tinggal di negeri ribuan pulau Indonesia, ia semakin memiliki kasih sayang yang mendalam terhadap bumi ini.

“Kecintaan dan ketulusan terhadap negeri dan manusia bumi ribuan pulau ini telah mendesak saya untuk membuka kelas bahasa Vietnam secara gratis. Bagi saya, hal ini membantu sahabat dan para pendengar VOV lebih mengerti tentang Vietnam, membantu mereka berkaitan dengan satu bahasa yang dianggap sulit dipelajari, tetapi sangat beraneka tentang nada. Saya berharap agar pada suatu hari yang tidak jauh lagi, di negeri ribuan pulau ini akan terdapat banyak sahabat Indonesia yang fasih berbahasa Vietnam”.

Bahasa – Jembatan yang Menghubungkan Vietnam-Indonesia - ảnh 3Tangkapan layar kelas pengajaran bahasa Vietnam online

Di tengah pusat wabah Covid-19 di Ibukota Jakarta, kursus bahasa Vietnam online untuk orang Indonesia yang diselenggarakan Ibu Tu Thuy telah menyerap sangat banyak siswa. Mereka adalah para jurnalis muda, para pendengar VOV yang tercinta, dan para pelajar SMA di daerah pedesaan yang jauh.

“Saya tidak pikir bahwa di Jakarta ada satu kelas pengajaran bahasa Vietnam gratis untuk warga Indonesia. Dan khususnya, kelas itu diselenggarakan dan langsung diajarkan oleh seorang jurnalis, seorang penyiar bahasa Indonesia dari VOV. Melalui kelas ini, kami lebih memahami bahasa Vietnam. Bahasa itu kaya raya sekali, kami juga lebih mengerti tentang kebudayaan, manusia, dan tanah air Vietnam”.

Sulit untuk mengajar Bahasa Vietnam, dan lebih sulit lagi mengajarnya kepara orang asing melalui bentuk online, terutama tentang pengucapan. Dan salah satu ide yang membantu para siswa mendekati bahasa Vietnam secara paling mudah dimengerti ialah mengadakan kontes nyanyi lagu Vietnam kepada siswa.

Bahasa – Jembatan yang Menghubungkan Vietnam-Indonesia - ảnh 4Para pemenang kontes nyanyi lagu Vietnam

Ketulusan hati guru beserta pembelajaran giat siswa telah memberikan hasil yang luar biasa. Hanya setelah tiga bulan belajar, para siswa bisa berbicara, berkomunikasi, dan menyanyikan lagu-lagu Vietnam yang mereka sukai.

Kursus-kursus bahasa Vietnam dan bahasa Indonesia seperti itu tetap berlangsung setiap hari laksana satu jembatan kecil yang menghubungkan dua bangsa ketika bentuk-bentuk pertemuan langsung dibatasi oleh pandemi. Agar di kemudian hari, ada semakin banyak warga dua fihak yang bisa menggunakan bahasa negeri yang lain, sehingga mereka lebih memahami dan mencintai tanah air sahabat, sesuai dengan tujuan KBRI dan orang-orang yang sedang diam-diam menabur benih persahabatan seperti Ibu Tu Thuy./.

Komentar