Konferensi yang berlangsung selama sehari ini menyerap kehadiran dari para kepala badan-badan legislatif dari Turki, Arab Saudi, Jordania, Suriah dan Kuwait dan seorang pejabat senior di parlemen Iran.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah konferensi tersebut, negara-negara peserta berkomitmen akan mendukung kestabilan, perkembangan dan rekonstruksi di Irak, negara yang dihancurkan setelah terjadi bentrokan dan perang anti-IS selama waktu lama. Para fihak juga memanifestasikan pendirian dalam memprotes intervensi terhadap urusan internal Irak, meski sebagian besar negara-negara peserta konferensi ini mempunyai kepentingan ekonomi dan politik yang mendalam di negara ini.