Orang yang turut melestarikan suara bonang warga etnis minoritas E De di Kecamatan Cu Dram

H Xíu- Thu Hoa
Chia sẻ
(VOVWORLD) - Sebagai orang etnis Kinh, tetapi bapak Duong Van Tho di Kecamatan Cu Dram (diucapkan Chư – Đ-răm), Kabupaten Krong Bong, Provinsi Dak Lak, sangat menyukai tarian suara gong dan tarian warga etnis minoritas Ede. Ia membayar mengeluarkan biaya sendiri mengundang seniman untuk mengajar beberapa anak muda dan siswa di Kecamatan Cu Dram menabuh bonang bambu dan beberapa tarian Ede di rumahnya, dengan keinginan melestarikan ciri-ciri budaya tradisional yang indah dari warga daerah Tay Nguyen tersebut.
Orang yang turut melestarikan suara bonang warga etnis minoritas E De di Kecamatan Cu Dram - ảnh 1 Seniman Y Gon Eban sedang mengajar para anak-anak menari dan menabuh bonang (Foto: congthuong.vn)

Suara bonang bambu yang meriah di rumah panjang milik keluarga bapak Duong Van Tho, di dukuh Cham A, Kecamatan Cu Dram, Kabupaten Krong Bong telah menjadi terbiasa bagi masyarakat di dukuh selama lebih dari setahun ini. Dari suara-suara yang tidak keruan pada permulaannya, dengan pendidikan dan bimbingan yang cermat dari seniman, telah berangsur-angsur menjadi jelas melodinya. Y Gon Eban, di dukuh Cham A, yang telah ikut belajar menabuh bonang dari musim panas lalu hingga sekarang. Alih-alih asyik di warung internet untuk bermain game, ia telah mempunyai kegemaran baru karena adanya dorongan antusias dari bapak Duong Van Tho.

“Pertama kali pak Tho pergi ke rumah saya, saya tidak mau belajar menabuh bonang, tetapi lain kalinya di warung internet, ia terus menyemangati saya, sehingga saya ikut belajar menabuh bonang. Saya hanya ingin bisa melestarikan tradisi warga etnis minoritas E De kami”.

Sedangkan bagi saudara Duong Van Tu, kecintaan terhadap budaya gong dan bonang dari ayahnya telah memberikan api semangat, membantunya dengan mudah menerima melodi-melodi yang diajarkan seniman melalui setiap kursus latihan.

“Pertama kali belajar saya merasa sangat sulit karena saya hanya melihat orang tua yang menabuh bonang, tetapi saya belum pernah menabuhnya. Setelah berlatih sekarang, kami bisa menabuh jenis bonang ini”.

Yang melatih anak-anak adalah seniman Y Jut Eban, di Kecamatan Cu Pui, Kabupaten Krong Bong, Provinsi Dak Lak. Pak Y Jut Eban mengatakan bahwa ia tidak memiliki banyak kemampuan menjadi guru, dia hanya memberikan contoh dulu, lalu memberikan bimbingan langsung kepada setiap anak. Apalagi untuk menabuh bonang harus ditabuh sesuai dengan irama dalam satu perangkat, tidak dimainkan secara individual, sehingga pekerjaan melatih tidak begitu sederhana. Awalnya Pak Y Jut Eban merasa ragu akan perihal Pak Tho membuka kursus latihan tersebut. Tetapi ketika dia melihat Pak Tho datang ke setiap rumah untuk menggerakkan orang agar membolehkan anak-anaknya belajar menabuh bonang, mengeluarkan uang untuk menyewa instrumen musik bagi anak-anak untuk berlatih, maka Pak Y Jut mendukung dan tidak memedulikan kesulitan, menyediakan banyak waktu dan tenaga untuk mengajar anak-anak.

Orang yang turut melestarikan suara bonang warga etnis minoritas E De di Kecamatan Cu Dram - ảnh 2Bapak Duong Van Tho dan seniman  Y Gon Eban beserta tim gong dan bonang (Foto: congthuong.vn)

Selama lebih dari 1 tahun belajar sambil berlatih, hingga saat ini tim bonang tersebut beranggotakan 9 anak laki-laki yang berusia dari 12 sampai 17 tahun yang sangat sungguh-sungguh punya kegandrungan dan berbakat, mampu memainkan secara bagus  lembaran notasi dasar dari bonang seperti Menyambut tamu dan  Mempersilahkan minum arak. Saat ini tim gong masih berlatih 1 hingga 2 kali seminggu agar tidak lupa. Pak Duong Van Tho mengatakan bahwa ini benar-benar merupakan kegembiraan bagi dia Hampir 30 tahun terkait dengan desa dan menjadi menantu warga etnis minoritas E De, tidak ingin menyaksikan hilangnya budaya etnis minoritas E De, ia kian ingin melakukan sesuatu untuk melestarikan dan mewariskannya kepada anak-cucunya. Dari kemajuan anak-anak di kelas, Pak Tho berharap supaya setiap anggota tim terus menyebarkan api semangat agar irama bonang bisa didengar selama-lamannya. Bersamaan itu, akan ada lebih banyak orang yang bersatu padu agar tim bonang semakin mempunyai lebih banyak anggota dan dilestarikan lebih lama.

“Awalnya saya hanya berpikir tentang dukuh dan tradisinya, saya khawatir bahwa anak-anak di kemudian hari tidak akan tahu bagaimana budaya etnisnya. Saya membuka kursus bonang ini dengan keinginan mengajar anak-anak,. Lalu mereka akan terus mengajar anak-anak yang lebih kecil. Pada masa depan, kalau bisa membuat program wisata komunitas, itu lebih baik. Tetapi sekarang saya hanya menginginkan agar para sponsor yang gandrung dengan musik daerah Tay Nguyen seperti saya memberikan kontribusi untuk membuka lagi kursus mengajar bonang”.

Menyediakan waktu, tenaga dan uang untuk membuka kelas bonang dan tari di rumah adalah model baru yang pertama kalinya muncul di Kabupaten Krong Bong. Dengan demikian telah berkontribusi mengubah kesadaran masyarakat, khususnya warga etnis minoritas E De dalam melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya etnisnya. Cara ini juga turut menciptakan arena main yang sehat bagi anak-anak, membantu mereka mendekati bermacam jenis instrumen musik tradisional, sehingga memicu kecintaan dan keinginan untuk melestarikan dan mengkonservasikan budaya gong dan bonang./.

Komentar