Kalender dan Cara Perhitungan Sendiri dari Warga Etnis Minoritas Thai di Provinsi Son La

Luong Hanh - Thu Hang
Chia sẻ
(VOVWORLD) - Sejak zaman dahulu, warga etnis minoritas Thai di Provinsi Son La  (Vietnam Utara) sudah memiliki cara perhitungan kalender sendiri. Kalender ini digunakan oleh masyarakat Thai dalam segala hal dari kehidupan sehari-hari seperti pemakaman, pernikahan, pembangunan rumah, tinggal di rumah baru, produksi dan cocok tanam....dan sebagainya.
Kalender dan Cara Perhitungan Sendiri dari Warga Etnis Minoritas Thai di Provinsi Son La - ảnh 1Isi dalam buku kalender etnis Thai, Provinsi Son La (Foto: VOV)

Kalender dari warga etnis minoritas Thai berdasarkan pada pergantian bulan, setiap siklus pergantian bulan adalah 1 bulan. Bulan dalam bahasa Thai adalah “buon” yang sama dengan nama bulan, yaitu satu bulan berarti satu bulan. Masyarakat Thai menghitung satu tahun yang memiliki 12 bulan seperti kalender matahari, tetapi ada kesenjangan 6 bulan terbanding dengan kalender matahari-kalender imlek dari etnis Kinh.

Dalam karya-karya sastra kuno, dalam lagu-lagu rakyat Thai, bukan juga digunakan untuk  untuk menunjukkan  cuaca, misalnya: Ada hujan gerimis pada bulan satu imlek, pada bulan dua beberapa tempat hujan, beberapa tempat tidak, dermaga penuh air pada bulan tiga, dan pada bulan empat sedikit hujan dan lain-lain… Warga dengan berdasarkan pada alam untuk mengetahui musim penanaman yang tepat. Bapak Lo Van Chung, warga di desa Chieng Le, kota Son La, yang meneliti  kalender masyarakat etnis Thai, mengatakan:

“Di masa lalu, warga biasa melihat buah yang matang di hutan untuk menjalankan penanaman tepat waktu, seperti ketika buah "hay" matang, menabur  bibit, dan buah "ha" matang, menanam padi. Namun di dukuh-dukuh warga etnis Thai, masih ada orang yang memiliki buku untuk melihat tanggal, masyarakat sering minta bantuan untuk memilih hari dan bulan  yang baik.

Selain menghitung kalender menurut siklus bulan, di setiap dukuh atau wilayah, ada orang yang memiliki buku dan tahu cara menghitung, yang disebut "pak Mo" atau "Po mự" agar masyarakat minta bantuan untuk memilih hari dan bulan yang baik. Buku kuno itu disebut “sổ chong bàng” (buku tentang Zi Wei Dou Shu).

Berbicara tentang kalender dari warga etnis minoritas Thai, bapak Lo Xuong Hac, 95 tahun, di Kecamatan Chieng Dong, Kabupaten Tuan Giao, Provinsi Dien Bien mengatakan:

“Bulan dalam kalender warga etnis Thai berbeda dengan bulan dalam kalender imlek. Warga etnis minoritas Thai sering melihat bulan di langit untuk menebak hari dan bulan dalam setahun. Pada tahun ada banyak huạn dan angin, orang  yang berpengalaman akan melihat pepohonan atau sarang semut untuk meramalkan cuaca, jika semut membuat sarang di tempat rendah, maka ada banyak angin, dan jika semut membuat sarang di temat  tinggi,maka akan ada lebih sedikit badai”.

Menyadari perlunya tentang pelestarian dan pengembangan nilai kalender warga etnis minoritas Thai, pada tahun 2005, Bapak Ca Chung, mantan pejabat etnis Thai dari Dinas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Provinsi Son La, telah mengusulkan dan berhasil melaksanakan tema: Meneliti, menyusun, dan mengkomputerisasikan kalender warga etnis Thai di Propinsi Son La. Dengan demikian, ia telah berhasil menyusun program kalender etnis Thai untuk komputer, yang dapat mencari setiap hari dari tahun 1800 hingga 2199 (400 tahun) antara kalender matahari, kalender imlek, dan kalender etnis Thai. Bapak Ca Van Chung menambahkan:

“Kalender etnis minoritas Thai telah dimasukkan ke dalam komputer, Asosiasi Sastra Rakyat Vietnam juga telah mencetaknya menjadi buku. Kalender dihitung setiap tahun, tahun selanjutnya akan dihitung sampai 400 tahun, semuanya disimpan di komputer. Saya tidak punya uang untuk mencetaknya, tetapi ada berbagai lembaga seperti Asosiasi Sastra Rakyat Vietnam yang mencetak sebuah kalender dengan 7 jilid, hingga 400 tahun. Saya berharap ada lebih banyak orang yang tahu tentang kalender ini”.

Dengan cara perhitungan tersendiri, kalender warga etnis minoritas juga turut membuat khazanah kebudayaan rakyat etnis Thai tambah beragam, khas dan perlu dilestarikan dan dikembangkan.

Komentar