Tidak Ada Ocehan Manapun yang Bisa Memutarbalikkan Kenyataan tentang Kebebasan Berkepercayaan dan Beragama di Viet Nam

THU HOA
Chia sẻ
(VOVWORLD) - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Amerika Serikat (AS), pada 12 Mei 2021 mengumumkan Laporan kebebasan beragama internasional 2020, yang di antaranya menyatakan bahwa beberapa kelompok agama di Viet Nam tidak diakui oleh negara, diusik, didiskriminasi oleh pemerintah,  menderita campur tangan dalam urusan internal dan pembatasan mobilitas. Ini sungguh-sungguh merupakan penilaian yang tidak obyektif berdasarkan informasi-informasi yang tidak akurat tentang kebebasan berkepercayaan dan beragama di Viet Nam. Kenyataan yang hidup tentang kebebasan berkepercayaan dan beragama di Viet Nam merupakan balasan tegas terhadap ocehan pemutarbalikan dan fitnahan tersebut. 
Tidak Ada Ocehan Manapun yang Bisa Memutarbalikkan Kenyataan tentang Kebebasan Berkepercayaan dan  Beragama di Viet Nam - ảnh 1Gereja Protestan "Plei Mo Nu" di Provinsi Gia Lai, tempat yang beken bagi pemeluk agama Protestan  (Foto: cand.com.vn)
Laporan kebebasan beragama internasional 2020 dari Kemenlu AS, bagian yang terkait dengan Viet Nam, meskipun ada  beberapa penilaian yang lebih positif daripada 2019, tetapi masih ada banyak informasi yang salah  tentang situasi agama dan kepercayaan di Viet Nam. Ocehan-ocehan pemutarbalikan tersebut pada hakekatnya menyalah-gunakan masalah kebebasan berkepercayaan dan beragama untuk menentang Partai Komunis, Negara, memecah-belah persatuan besar nasional Viet Nam.

Dalam kenyataannya, hak kebebasan berkepercayaan dan  beragama di Viet Nam dijamin pelaksanaan dalam praktiknya. Setiap tahun ada sekitar 8.500 pesta kepercayaan dan keagamaan  yang diadakan di seluruh negeri. Viet Nam memiliki 53 basis pendidikan para aktivis agama. Hingga saat ini, 80 persen di antara 20.000 tempat ibadah dari berbagai agama diperbaiki dan dibangun baru. Di daerah-daerah, pemberian surat pengakuan hak penggunaan lahan bagi basis-basis agama dilaksanakan sesuai undang-undang. Banyak provinsi dan kota menyerahkan lahan yang sesuai bagi berbagai organisasi agama seperti Kota Ho Chi Minh mengalokasi lahan seluas 7.600 meter persegi kepada Konfederasi Umum Gereja Protestan Viet Nam (Viet Nam Selatan) untuk membangun Institut  Neurologi Suci; Provinsi Thua Thien Hue menyerahkan lahan seluas 20 hektar kepada Akademi Buddhis Viet Nam di Kota Hue untuk digunakan; Kota Da Nang menyerahkan lahan seluas 6.000 meter persegi untuk digunakan oleh Perhimpunan Misi Katolik Viet Nam; Kota Ha Noi menyerahkan lahan seluas 11 hektar kepada Gereja Sangha Buddha Viet Nam untuk membangun Akademi Buddhis Viet Nam di Kota Ha Noi dan sebagainya. Di samping itu, organisasi-organisasi keagamaan mendapat kondisi untuk mencetak, meluncurkan Kitab Suci dan peralatan demi aktivitas keagamaan. Dari 2013 hingga sekarang,  ada hampir 6.000 hasil cetakan keagamaan yang diterbitkan, lebih dari 19 juta eksemplar dicetak, beberapa hasil cetakan diluncurkan dalam banyak bahasa Inggris, Perancis dan bahasa etnis; ada 15 koran dan majalah dari organisasi-organisasi keagamaan yang tengah beraktivitas, sebagian besar organisasi keagamaan (termasuk organisasi keagamaan yang berafiliasi) memiliki situs website sendiri. Hak kebebasan berkepercayaan, dan beragama dari warga etnis minoritas dijamin. Sangha Buddha Viet Nam membangun Akademi Buddha Theravada Khmer di Kota Can Tho untuk memenuhi kebutuhan pelatihan para biksu Buddha Theravada Khmer. Buku-buku tentang Kitab suci dari organisasi-organisasi keagamaan telah  diizinkan untuk diterbitkan dalam 13 bahasa etnis minoritas.  Pada tahun 2020, ada 5.000 salinan cetak Alkitab dalam bahasa Ede, 3.000 salinan  cetak Alkitab dalam bahasa Jrai yang diluncurkan.

Tidak Ada Ocehan Manapun yang Bisa Memutarbalikkan Kenyataan tentang Kebebasan Berkepercayaan dan  Beragama di Viet Nam - ảnh 2Aktivitas dalam Hari Raya Waisak 2019 di Kota Ho Chi Minh  (Foto: Huu Thang)

Seiring dengan perluasan aktivitas agama dan kepercayaan, kegiatan kerja sama internasional yang dijalankan oleh organisasi-organisasi keagamaan di Viet Nam juga diperkuat. Setiap tahun ada ratusan delegasi dari berbagai organisasi keagamaan  dan individu  dalam negeri yang mengikuti kegiatan keagamaan di luar negeri, banyak pemuka agama asing memasuki Viet Nam untuk mengamalkan kegiatan keagamaan. Banyak aktivitas agama internasional yang besar diselenggarakan dengan sukses di Viet Nam. Misalnya umat Katolik mengadakan konferensi Majelis Umum Ordo Dominikan Dunia di Provinsi Dong Nai; Agama Protestan merayakan 100 tahun misi Protestan ke Viet Nam; Sangha Buddha Viet Nam menyelenggarakan Hari Raya Waisak Perserikatan Bangsa-Bangsa 2019 di Viet Nam dengan partisipasi sekitar 3.000 utusan,  yang di antanya ada  1.650 utusan  internasional asal 112 negara dan teritori, 250 perantau Viet Nam yang adalah biksu-biksuni asal 40 negara, sekitar 20.000 giliran biksu-biksuni dan umat Buddhis menghadiri kegiatan di sela-sela upacara besar dan sangat dihargai oleh opini umum internasional.

Hingga saat ini, Viet Nam memiliki sekitar 25,1 juta pemeluk berbagai agama atau 27 persen jumlah penduduk dengan 55.710 pemuka agama, 145.721 pengurus agama. Ada 43 organisasi dari 16 agama yang mendapat pengakuan dan diberikan pendaftaran aktivitas (meningkat 10 agama dibandingkan 28 organisasi saat sebelum pelaksanaan Peraturan Negara tentang Kepercayaan dan Keagamaan). Hingga 2020, di daerah Tay Nguyen ada sekitar 580.000 pemeluk Protestan asal 33 organisasi, mazhab dan kelompok Protestan yang tengah melakukan aktivitas di 311 cabangnya, 183 gereja, lebih dari 1.700 tempat ibadah mendapat pendaftaran untuk melakukan aktivitas yang terpusat. Di daerah pegunungan Viet Nam Utara ada sekitar 250.000 pemeluk Protestan yang tengah beraktivitas di 14 cabang dan lebih dari 1.600 tempat ibadah, di antaranya pemerintahan daerah telah memberikan pendaftaran aktivitas agama yang terpusat kepada sekitar 800 tempat dan sebagainya. Orang yang berkepercayaan dan pemeluk berbagai agama dengan bebas menyatakan kepercayaannya di rumah, tempat ibadah atau tempat yang sudah didaftarkan dengan pemerintahan. Organisasi agama dapat melakukan aktivitas sesuai Piagam, peraturan, dan diberikan kondisi untuk mencetak dan meluncurkan kitab suci dan buku agama, dapat mengupagade dan membangun fasilitas ibadah baru, memperluas skala dan bentuk kegiatan kehidupan, memperkuat dan memperluas kegiatan internasional dan sebagainya. Di Viet Nam tidak terjadi konflik agama. Semua agama hidup secara rukun dan terkait dengan bangsa. Pemuka agama, pemeluk berbagai agama aktif berpartisipasi dalam gerakan sosial, amal, pengentasan dari kelaparan, dan kemiskinan, memberikan sumbangan praktis bagi perkembangan Tanah Air.

Jelaslah kehidupan kepercayaan dan keagamaan di Viet Nam sangat bergelora, beragam dengan berbagai bentuk kegiatan kepercayaan dan keagamaan, banyak organisasi dan pola organisasi keagamaan. Kenyataan yang hidup tentang kebebasan berkepercayaan dan beragama di Viet Nam merupakan balasan yang paling kuat terhadap ocehan pemutarbalikan dan fitnahan dengan maksud politik untuk mengimbau kegiatan menentang pemerintah, negara dan persatuan besar seluruh bangsa Viet Nam.  

Komentar