Pertemuan Puncak AS-RDRK: Peluang untuk menegaskan garis politik diplomatik Viet Nam

ANH HUYEN-THUAN
Chia sẻ
(VOVWORLD) - Pertemuan Puncak ke-2 Amerika Serikat (AS)-Republik Demokrasi Rakyat Korea (RDRK) pada Rabu (27 Februari) mulai berlangsung di Ha Noi, Ibukota Viet Nam. Ini merupakan peluang bagi Viet Nam untuk menegaskan kembali garis politik diplomatik yang “teranekaragamkan dan teraneka-arahkan”, “menjadi sahabat dengan semua negara”. Pertemuan ini juga merupakan kesempatan bagi Viet Nam untuk mengembangkan secara baik peranan diplomasi kerujukan dalam proses perdamaian di Semenanjung Korea.
Pertemuan Puncak AS-RDRK: Peluang untuk menegaskan garis politik diplomatik Viet Nam - ảnh 1Ilustrasi  (Foto: internet) 

 

Dipilihnya  Viet Nam sebagai tempat  penyelenggaraan pertemuan oleh dua pemimpinan AS dan RDRK menunjukkan bahwa kedua negara ini menilai Viet Nam sebagai mitra yang tepercaya, satu negara yang punya politik diplomatik   seimbang dan terbuka lebar-lebar. Ha Noi, Ibukota Viet Nam yang dipilih menjadi tempat berlangsungnya Pertemuan Puncak ke-2 AS-RDRK juga membuktikan kepercayaan komunitas internasional terhadap kemampuan dan peranan Viet Nam dalam masalah keamanan dan perdamaian di kawasan dan dunia.

 

Ingin melaksanakan dengan baik peranan diplomatik kerujukan

Salah satu di antara titik berat diplomasi Viet Nam pada tahun 2019 maupun pada waktu mendatang ialah diplomasi kerujukan. Hal ini juga tercantum dalam Instruksi Sekretariat Komite Sentral Partai Komunis Viet Nam pada bulan Agustus 2018. Sebagai negara yang punya pengalaman tentang kerujukan dan perdamaian, melalui Pertemuan Puncak ke-2 AS-RDRK kali ini, Viet Nam ingin mengembangkan dengan baik peranan kerujukan melalui peranan sebagai negara tuan rumah, membantu pertemuan ini berlangsung secara kondusif dan mencapai hasil. Deputi Menteri Luar Negeri Viet Nam, Le Hoai Trung menunjukkan: “Melalui itu, Viet Nam memanifestasikan  sebagai satu negara yang bertanggung-jawab dan aktif di kalangan komunitas internasional dan ingin memberikan sumbangan terhadap proses perdamaian dan juga memanifestasikan garis politik Viet Nam yaitu meningkatkan kaliber diplomatik yang teraneka-arahkan pada waktu mendatang serta memainkan peranan kerujukan. Selama bertahun-tahun ketika bentrokan-bentrokan berakhir, Viet Nam telah datang ke Jenewa dan Paris untuk menegakkan perdamaian di Semenanjung Indocina. Tetapi, kali ini, satu pertemuan perdamaian diadakan di Viet Nam. Satu  koinsidensi ialah tahun ini bertepatan dengan saat 20 tahun di mana Kota Ha Noi mendapat gelar sebagai Kota demi Perdamaian yang diberikan oleh UNESCO”.

Banyak pakar internasional menilai bahwa Viet Nam juga merupakan negara yang banyak berpengalaman dalam menggunakan pihak ketiga dalam perundingan untuk mengakhiri perang, bersamaan itu mendapat penilaian tinggi tentang pandangan yang obyektif dan konsekuen dalam banyak masalah internasional. Viet Nam sendiri adalah mitra yang tepercaya bagi semua pihak, sekaligus merupakan salah satu di antara sedikit negara yang mempunyai hubungan yang positik dengan RDRK maupun AS. Wang Jun Sheng, Kepala Seksi Penelitian Strategi Tetangga dan Global dari Institut Ilmu Sosial Tiongkok mengatakan: “Kali ini, seluruh dunia mengarah ke Viet Nam. Bisa dikatakan, ini merupakan peluang yang baik bagi Viet Nam untuk menyosialisasikan citranya. Keduanya RDRK dan AS  memilih Viet Nam bukanlah hal yang di luar dugaan, karena Viet Nam mempunyai hubungan yang baik dengan AS dan RDRK. Antara Viet Nam dan AS pernah terjadi perang, kemudian, kedua negara menggalang hubungan diplomatik dan sekarang menjadi mitra satu sama lain, itu merupakan hubungan yang sangat sukses. Dengan RDRK, hubungan persahabatan dengan Viet Nam berkembang sejak tahun 1950 ketika dua negara menggalang hubungan diplomatik sampai sekarang. Oleh karena itu, saya pikir bahwa baik AS maupun RDRK sangat menghargai peranan Viet Nam. Sumbangan-sumbangan yang diberikan oleh Viet Nam pada pertemuan kali ini akan mendapat perhatian dari seluruh dunia”.

 

Menegaskan citra sebagai bangsa pecinta damai

Sepanjang sejarahnya, Viet Nam merupakan satu bangsa pecinta damai tetapi pernah menderita peperangan dan harus mengalami perundingan-perundingan damai barulah mencapai perdamaian yang benar-benar mantap. Lebih dari pada siapapun, Viet Nam mengerti jelas nilai perdamaian dan ingin memberikan sumbangan terhadap masalah menegakkan perdamaian di kawasan dan di dunia. Dengan posisi dan sosok dari satu negara yang berkaliber menengah, Viet Nam merasa mendapat kehormatan ketika dipilih menjadi “destinasi perdamaian” bagi Pertemuan Puncak ke-2 AS-RDRK. Melalui kebijakan mendukung dialog, Viet Nam selalu ingin memanifestasikan citra sebagai satu bangsa Viet Nam yang mencintai perdamaian, menjelujuri sejarah dari masa lampau sampai masa kini dan masa depan.

Satu lingkungan keamanan yang berkualitas tinggi bagi pertemuan, satu negara tuan rumah yang netral, akrab dan ramah, satu semangat bangsa yang dpunya hubungan diplomatik yang amai dan akrab, mencintai perdamaian dan lain-lain, semua faktor ini telah dan sedang menciptakan citra Viet Nam yang aktif mendorong satu solusi damai atas masalah denuklirisasi Semenanjung Korea.  

Komentar