Mengenangkan musim semi tahun 1947 pada 70 tahun lalu

NGOC NGA-THU HOA
Chia sẻ
(VOVworld) – Hari-hari ini pada 70 tahun lalu, ibu kota Hanoi berkobar-kobar dengan semangat tempur dan dengan slogan “ Berani mati demi Ibu Pertiwi yang hidup abadi”.

(VOVworld) – Hari-hari ini pada 70 tahun lalu, ibu kota Hanoi berkobar-kobar dengan semangat tempur dan dengan slogan “ Berani mati demi Ibu Pertiwi yang hidup abadi”. Pada Hari Raya Tahun Baru Tradisional Imlek (Hari Raya Tet) 1947, kota Hanoi menyongsong tahun baru Imlek dalam suasana “60 hari siang malam dalam lautan api”. Yaitu satu Hari Raya Tet yang berada dalam situasi  perang, mengalami seribu satu kesulitan dan kekurangan tapi hangat dengan perasaan antara tentara dan rakyat lihai, pandai dan berkobar dengan semangat optimis dan kepercayaan pada perang perlawanan membela kemerdekaan yang masih muda dari bangsa. 


Mengenangkan musim semi tahun 1947 pada 70 tahun lalu - ảnh 1
Para prajurit kota Hanoi menjaga setiap rumah pada musim semi 1947
(Foto: caobang.gov.vn)

Pada malam tanggal 19/12/1946, ketika Imbauan dari Presiden Ho Chi Minh untuk melakukan perang perlawanan nasional disiarkan oleh Radio Suara Vietnam juga merupakan waktu ribuan warga kota Hanoi dengan sukarela masuk pasukan berani mati ibu kota. Di kota Hanoi pada waktu itu, “setiap rumah adalah satu benteng, setiap jalan adalah satu medan pertempuan, setiap warga adalah seorang prajurit”. Di tengah-tengah sektor kota kuno, di mana saja kelihatan slogan-slogan “Hidup-mati bersama dengan ibu kota”, “Merdeka atau Mati”. Seluruh kota Hanoi siap siaga melawan musuh sambil menyongsong Hari Raya Tet pertama dari perang perlawanan.

Pada tanggal 30 Hari Raya Tet tahun itu, rakyat di peluaran kota Hanoi dengan mengatasi bahaya memberikan suplai daging babi, daging ayam, kue Chung, sayur-sayuran segar dan bunga Mei dari Nhat Tan, pohon Quat (atau pohon jeruk imlek) dari daerah Quang An untuk mengucapkan selamat kepada para prajurit  resimen Ibu Kota yang sedang bertempur di dalam kota. Pada waktu malam alih tahun, pasukan berani mati dari  Zona Militer I mendapat perintah melakukan penyerbuan mendadak terhadap musuh. Musuh melepaskan pemberondongan senapan dan suara peluru itu dianggap oleh para prajurit sebagai suara petasan Hari Raya Tet. Satu tim yang ditugasi untuk memasang bendera merah berbintang kuning di puncak menara Kura-Kura bagaikan balasan terhadap musuh bahwa “Hari ini adalah Hari Raya Tet tahun 1947, warga dan tentara Vienam tetap merayakan Hari Raya Tet seperti biasa, satu Hari Raya Tet yang menang ketika bendera merah berbintang kuning tetap berkibar-kibar di udara ibu kota”. Kolonel Nguyen Trong Ham, prajurit dari Zona Militer I mengenangkan kembali: “Kami juga mengadakan perayaan Hari Raya Tet, mengundang Duta Besar dan beberapa orang asing untuk bersama-sama turut meraykan Hari Raya Tet di jalan Hang Chieu, ada bunga Mei, kue Chung yang dibawa dari peluaran kota. Bisa dikatakan bahwa di tengah-tengah ibu kota Hanoi pada saat sedang dikepung dalam waktu lebih dari sebulan, pasukan Viet Minh tetap mengadakan satu pesta Hari Raya Tet yang megah dengan kehadiran para Duta Besar, hal itu berarti bahwa Perancis tidak bisa menang”.

Pada tanggal 1 Hari Raya Tet tahun 1947,  cuaca dingin dan ada hujan gerimis. Walaupun suasana Hari Raya Tet berlainan dengan tahun-tahun sebelumnya, tapi semua orang tetap mengucapkan selamat tahun baru, menanyakan informasi tentang sanak keluarga dan saling membagi bingkisan-bingkisan yang disampaikan dari garis belakang. Tentara Vietnam dan para undangan bersama-sama mengangkat gelas menyambut tahun baru dan menikmati masakan-masakan tradisional Hari Raya Tet Vietnam. Para undangan asing merasa heran tentang semangat optimisme dari tentara dan rakyat Vietnam. Suasana musim semi  masuk ke setiap kubu pertempuran. Di Benteng Lang, target serangan sengit yang dilakukan oleh pasukan Perancis, tapi suasana Hari Raya Tet tetap megah dengan bunga sawi yang dipetik oleh para perempuan dari sawah.

Tanpa memperdulikan kendaraan-kendaraan pengangkut serdadu Perancis melakukan patroli di jalan-jalan, para prajurit dari resimen Ibu Kota tetap menyongsong Hari Raya Tet dengan kehangatan dari garis belakang di parit. Pada detik alih tahun yang suci itu, mereka saling menyampaikan janji tentang  satu hari kemenangan untuk kembali membangun Tanah Air menjadi lebih indah. Semua orang terharu ketika menyongsong Hari Raya Tet di tengah-tengah daerah pendudukan musuh. Kolonel Nguyen Trong Ham mengatakan: “Hari Raya Tet tahun itu mempunyai makna yang mendalam, baik tentang tugas pertempuran maupun tentang masalah diplomatik. Semangat bertekad bertempur, bertekad menang selalu dikembangkan dalam semua posisi, dalam semua bentuk, menciptakan posisi “kita tetap sebagai pemenang”. Dalam syarat yang sulit seperti itu, melakukan pertempuan seperti itu tapi tetap mempertahankan adat istiadat bangsa menjadi hal yang sangat suci”.

Bergembira pada Hari Raya Tet tahun ini, kita terharu mengenangkan Hari Raya Tet pada 70 tahun lalu tahun 1947. Satu Hari Raya Tet dari semangat bertekad bertempur dan hasrat tentang kemerdekaan dari seluruh rakyat. Semangat itulah yang telah turut mengekang musuh, membela ibu kota Hanoi dalam waktu 60 hari siang malam yang bersejarah, menciptakan dasar bagi seluruh negeri memperkokoh kekuatan dan meneruskan perang perlawanan jangka panjang sampai hari kemenangan total.  

Komentar