Pekan Tingkat Tinggi APEC telah secara resmi dibuka pada 27 Oktober di Gyeongju, Republik Korea, dengan pelaksanaan Pertemuan Para Pejabat Senior (CSOM). Acara ini dilanjutkan dengan Konferensi Menteri APEC (AMM) dan khususnya KTT APEC - acara utama pekan ini, yang berlangsung dari 31 Oktober hingga 1 November.
Pertemuan-pertemuan penting
Pekan Tingkat Tinggi APEC tahun ini berlangsung dalam konteks khusus. Ini merupakan KTT pertama yang menghimpun para pemimpin dari 21 perekonomian APEC sejak Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden AS untuk masa bakti keduanya pada awal tahun ini dan memberlakukan sejumlah kebijakan tarif yang dianggap mengguncang tatanan perdagangan global. Ini juga untuk pertama kalinya Donald Trump berencana melakukan pertemuan langsung dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping sejak kembali ke Gedung Putih, sementara itu Perdana Menteri (PM) Jepang, Sanae Takaichi yang baru menjabat juga akan bertemu langsung untuk pertama kalinya dengan para pemimpin dari banyak mitra ekonomi besar Jepang, terutama Tiongkok dan Republik Korea.
Lahir dari ide untuk membangun standar bersama dalam menghubungkan perekonomian-perekonomian di sekitar Lingkar Pasifik di Asia dan Amerika, selama dua dekade terakhir, APEC telah memainkan peran penting dalam menciptakan fondasi bagi berbagai Perjanjian Perdagangan Bebas lainnya, seperti: Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan TransPasifik (CPTPP), Perjanjian Kemitraan Komprehensif Regional (RCEP). Dalam aspek geopolitik, APEC juga menjadi forum penting bagi dialog-dialog tingkat tinggi antarnegara yang memiliki masalah dalam hubungan bilateral. Stephen Nagy, Profesor Politik dan Penelitian Internasional di Universitas Kristen Internasional (ICU) di Jepang, menilai:
“Para anggota APEC akan sangat gembira jika Presiden Xi Jinping dan Presiden Donald Trump melakukan pertemuan bilateral. Tidak memedulikan apakah mereka membahas perdagangan, yang diharapkan semua pihak adalah kestabilan hubungan AS-Tiongkok. Mereka ingin melihat diskusi lanjutan antara AS dan Tiongkok untuk mencari cara kembali ke mekanisme dialog strategis mengenai keamanan dan ekonomi yang telah mewujudkan hubungan AS-Tiongkok sebelum dihentikan oleh Pemerintah pimpinan Trump yang pertama”.
Di samping pertemuan puncak AS-Tiongkok, beberapa pertemuan lain juga menarik perhatian. Di antaranya, Presiden Republik Korea, Lee Jae Myung dianggap akan berupaya menyelesaikan kesepakatan perdagangan AS-Republik Korea dalam pertemuannya dengan Presiden Donald Trump. Presiden Lee berencana melakukan pembicaraan bilateral dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, yang melakukan kunjungan pertama ke Republik Korea dalam 11 tahun terakhir, dan juga berencana akan bertemu dengan PM baru Jepang, Sanae Takaichi.
Memperbarui peran APEC
Pada Pekan Tingkat Tinggi APEC tahun ini masih terdapat berbagai kegiatan lain yang sangat patut diperhatikan. Pada Konferensi Menteri APEC (AMM) yang berlangsung dari 29 sampai 30 Oktober, para Menteri Luar Negeri dan Perdagangan dari 21 perekonomian anggota APEC akan membahas berbagai tantangan regional dan langkah-langkah untuk mendorong kesejahteraan bersama melalui kerja sama digital, sekaligus mencari cara untuk memperkuat rantai pasokan dan memperluas perdagangan. Selanjutnya, KTT APEC sebagai acara utama pekan tersebut, diperkirakan akan mengesahkan “Pernyataan Gyeongju” di tengah tantangan-tantangan yang kian meningkat terhadap kebebasan perdagangan dan multilateralisme.
Menurut John Delury, pakar hubungan AS-Tiongkok dan isu-isu di Semenanjung Korea dari Institut Asia Society (USA), APEC saat ini berada pada titik balik terpenting sejak didirikan pada tahun 1989, hal ini dikarenakan perubahan kebijakan AS terhadap multilateralisme. Sejak kembali ke Gedung Putih pada awal tahun ini, Presiden AS. Donald Trump telah menarik AS dari berbagai organisasi internasional dan mekanisme multilateral, terutama organisasi-organisasi di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa, kini lebih fokus pada diplomasi bilateral yang berdasarkan pertukaran kepentingan. Oleh karena itu, kehadiran Donald Trump pada APEC tahun ini dengan banyak pemimpin senior dari berbagai perekonomian dunia merupakan saat yang perlu dimanfaatkan APEC untuk memperbarui perannya.
"Karena Pemerintah pimpinan Presiden Trump sungguh-sungguh sedang mengambil langkah untuk menarik diri dari forum-forum seperti APEC, KTT ini semakin menonjolkan pentingnya upaya untuk mempertemukan para pemimpin di kawasan Asia-Pasifik untuk kembali fokus pada agenda-agenda tradisional seperti globalisasi ekonomi atau kebebasan perdagangan, yang merupakan topik-topik tradisional APEC."
Satu kegiatan lain yang juga patut diperhatikan di Gyeongju pada pekan ini adalah KTT Pelaku Usaha APEC (APEC CEO Summit), yang berlangsung dari 29 sampai 31 Oktober. Forum ini menghimpun para pemimpin perusahaan besar dunia, termasuk CEO Grup Teknologi Chip Nvidia, Jensen Huang.