G-7 dan ASEAN Menuju Kerja Sama yang Lebih Erat

QUANG DUNG-HONG VAN
Chia sẻ
(VOVWORLD) - Konferensi Para Menteri Luar Negeri (Menlu) Kelompok Tujuh Ekonomi Maju Utama (G-7) menyaksikan satu tonggak baru ketika untuk pertama kalinya dihadiri para Menlu ASEAN, kecuali Myanmar dalam  sidang luring dan daring pada 12 Desember di Inggris. Peristiwa tersebut menunjukkan upaya untuk membangun hubungan ekonomi dan politik yang lebih erat antara negara-negara G-7 dan ASEAN.
 
G-7 dan ASEAN Menuju Kerja Sama yang Lebih Erat - ảnh 1Menlu ASEAN menghadiri Konferensi Tingkat tinggi G-7 secara virtual pada 12 Desember  (Foto: VNA)

Pernah mengumumkan strategi “Inggris Global” dengan aksentuasi Asia-Pasifik, maka Inggris dengan peran sebagai Ketua Bergilir G-7 telah mewujudkan kemandirian strategis terhadap Uni Eropa ketika mendorong konektivitas antara G-7 dan ASEAN dalam Konferensi Menlu G-7.

 

Peran ASEAN yang Kian Besar di Arena Internasional

Perihal G-7 mengundang Menlu negara-negara ASEAN untuk pertama kalinya menghadiri Konferensi Menlu G-7 menunjukkan peran ASEAN yang kian besar di arena internasional, baik ekonomi maupun kekuatan geopolitik. ASEAN tidak hanya merupakan perkumpulan dari berbagai perekonomian yang berkembang secara dinamis dan stabil selama beberapa tahun ini, tetapi juta diprakirakan akan terus menjadi salah satu kawasan yang mengembangkan ekonomi yang kuat di dunia di masa depan. Dengan populasinya sekitar 700 juta jiwa dan total GDP sekitar 2.500 miliar USD, ASEAN adalah satu pasar yang luas dan potensial. Arti penting ASEAN kian diperkokoh secara lebih jelas pada tahap hidup berdampingan wabah Covid-19, karena perekonomian-perekonomian besar di dunia telah berhasil menyadari akan kebutuhan mendesak dalam menganekaragamkan rantai pasokan global, menghindari kebergantungan yang terlalu banyak pada 1-2 mitra dan ASEAN memenuhi kebutuhan tersebut sangat baik. Oleh karenanya, di segi ekonomi, peran ASEAN yang mendapat  apresiasi selama beberapa tahun ini kian menjadi lebih penting pada latar belakang negara-negara mulai merestrukturisasi rantai pasokan strategis.

Tetapi, hal yang lebih penting yakni penghargaan G-7 terhadap ASEAN saat ini juga karena alasan geopolitik. Pada konteks persaingan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok kian sengit, ASEAN dianggap sebagai tempat bagi kedua pihak tersebut untuk mewujudkan pengaruhnya. Negara-negara G-7, di antaranya AS dan Inggris yang kini sedang paling aktif ingin memperbaiki hubungan dengan ASEAN demi target-target geopolitik yang lebih besar dari negara-negara ini. Selain itu, baik AS maupun Inggris juga melihat perlunya melakukan pembahasan dengan negara-negara ASEAN tentang lahirnya Pakta Keamanan AUKUS sehingga memberikan perlengkapan kapal-kapal selam bermotor nuklir kepada Australia, sebuah negara di dekat ASEAN. Kalangan analis mengatakan bahwa Konferensi Menlu G-7-ASEAN kali ini barulahlah langkah pertama bagi G-7 untuk mendapat dukungan ASEAN. Segera setelah konferensi tersebut, Menlu AS, Antony Blinken juga melakukan lawatannya di Asia Tenggara dan direncanakan pada awal 2022, Presiden AS, Joe Biden akan mengundang para pemimpin ASEAN untuk melakukan konferensi tingkat tinggi di AS. Semuanya ini merupakan indikasi-indikasi jelas yang menunjukkan akan peran ASEAN yang kian penting bagi negara-negara G-7.

 

Permufakatan-Permufakatan Praktis

Saat ini G-7 menduduki sekitar 50 persen GDP global. Di antara negara-negara G-7 ada Jepang di kawasan Asia yang sudah bertahun-tahun ini menjadi mitra strategis yang penting bagi hampir semua negara ASEAN. Oleh karena itu, konektivitas antara G-7 dan ASEAN mendapat kondisi yang kondusif untuk mencapai sukses. Pertama, ASEAN adalah pilihan ideal bagi negara-negara G-7 untuk menganekaragamkan rantai pasokan strategis untuk menghindari kerugian ketika terlalu banyak bergantung pada beberapa mitra. Selanjutnya, satu bidang kerja sama yang sangat potensial yakni infrastruktur. Pada Konferensi Tingkat Tinggi G-7 pada Juni 2021 di Inggris, G-7 telah mengumumkan strategi “Membangun kembali dunia yang lebih baik”  (B3W) dengan rencana memobilisasi sekitar 40 triliun USD dalam beberapa tahun mendatang untuk membantu proyek-proyek infrastruktur, teknologi, dan manajemen yang  berkesinambungan, akrab lingkungan, dan transparan tentang keuangan. Strategi ini akan bermanfaat bagi ASEAN karena hampir semua negara ASEAN adalah negara-negara berkembang dan sangat memerlukan sumber modal, teknologi, keterampilan manajemen mutakhir. Oleh karenanya, kerja sama G-7-ASEAN bisa fokus pada bidang pembangunan infrastruktur, investasi, bantuan perkembangan energi bersih dan energi terbarukan untuk menjamin pelaksanaan dengan tepat semua komitmen negara-negara ASEAN tentang pengurangan emisi karbon.

Dalam konferensi pada 12 Desember, bidang kesehatan juga menjadi prioritas kerja sama yang bisa diperkuat oleh G-7 bersama dengan ASEAN, terutama pada latar belakang wabah Covid-19 yang belum sepenuhnya dimundurkan. Selama ini, G-7 berkomitmen memberikan bantuan vaksin kepada beberapa negara ASEAN, tetapi secara jangka panjang, G-7 bisa mentransfer teknologi produksi vaksin, membentuk pusat-pusat produksi vaksin di Asia Tenggara, memperkuat kerja sama antarpusat pengendalian dan pencegahan penyakit. Semua pihak juga sepakat akan menginvestasikan teknologi baru, inovasi kreatif untuk menciptakan motivasi bagi pemulihan dan pertumbuhan, mengembangkan ekonomi digital, ekonomi hijau, menghadapi perubahan iklim dengan efektif.

Bersamaan itu semua negara juga menekankan arti penting dari upaya menjaga perdamaian, stabilitas, keamanan, keselamatan, kebebasan maritim dan penerbangan di Laut Timur, mendukung dialog, membina kepercayaan, menahan diri, memecahkan  sengketa dengan langkah damai, berdasarkan hukum internasional, di antaranya Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982.

Pada bulan lalu, dalam undanganya kepada 21 Menlu negara-negara untuk menghadiri Konferensi Menlu G-7 di Liverpool dari 10-12 Desember, Menlu Inggris, Liz Truss menunjukkan bahwa melalui konferensi ini, London ingin membangun  satu jaringan kerja sama internasional dan “memacu semua negara sesama arah untuk bekerja sama dengan keunggulan mereka sendiri”. Dengan permufakatan-permufakatan yang dicapai dalam Konferensi Menlu G-7 maupun sumber daya yang beragam, kerja sama antara G-7 dengan ASEAN akan semakin erat dan mencapai kemajuan baru di masa depan.  

Komentar