Kebudayaan dan Kesenian Vietnam Dorong Digitalisasi dengan Teknologi 4.0

Nguyen Ha- Ngoc Anh
Chia sẻ
(VOVWORLD) - Digitalisasi berbagai kegiatan budaya dan seni di perpustakaan, museum, cagar sejarah, atau pun seni pertunjukan sedang menjadi tren perkembangan industri budaya. Melalui teknologi digital, serangkaian kegiatan budaya dan seni telah menyebar ke publik dalam platform ini. 

Dewasa ini teknologi digital mengubah konsep umum tentang nilai karya dan penyelenggaraan event seni, pameran seni, konser, hingga pameran buku online. Penyimpanan karya-karya seni budaya dengan cara tradisional diubah menjadi penyimpanan secara digital yang aman dan tahan lama, sehingga memudahkan pemirsa untuk melihat dan menikmati karya tersebut. Menurut Profesor Muda, Doktor Bui Hoai Son, Kepala Institut Kebudayaan dan Kesenian Nasional Vietnam, digitalisasi karya seni merupakan tantangan sekaligus peluang dewasa ini.

“Kita hidup pada masa revolusi industri keempat dan jaman saat ini adalah jaman digital. Oleh karena itu, kisah tentang digitalisasi, big data (data dengan volume besar) menjadi kisah penting dalam proses sosialisasi pada umumnya, termasuk bidang seni dan budaya. Jika kita dapat mendigitalkan data seni dan budaya, kita dapat menggunakan data ini untuk berbagai tujuan sehingga data tersebut menjadi aset berharga bangsa, yang dapat diubah menjadi aset ekonomi, pendidikan, dan budaya. Pada saat yang sama, lebih mudah untuk menjangkau masyarakat.”

Kebudayaan dan Kesenian Vietnam Dorong Digitalisasi dengan Teknologi 4.0 - ảnh 1Digitalisasi untuk melayani pengunjung diaplikasikan melalui sistem panduan audio di peninggalan Hoa Lo. Foto: VOV5

Ketika kecerdasan buatan tumbuh, digitalisasi menjadi tak terelakkan di banyak bidang, dan seni dan budaya tidak terkecuali. Merebaknya pandemi COVID-19 membuat digitalisasi semakin cepat. Pelukis Nguyen The Son mengatakan:

 “Karena wabah COVID-19, proses digitalisasi berjalan jauh lebih cepat dari kondisi normal. Banyak museum dan teater di seluruh dunia terus membuka situs web gratis, bahkan mereka membuat kanal Youtube sendiri, sehingga siapa pun di seluruh dunia dapat menonton drama, pertunjukan seni, dan sirkus. Banyak museum juga memamerkan koleksi seni secara gratis."

Mulai Juli 2020, tur untuk mengarungi Malam Suci di Peninggalan Penjara Hoa Lo telah diluncurkan, membawa pengunjung kembali ke masa lalu untuk hidup dengan sejarah. Lai Thi Minh Thu, Wakil Kepala Seksi Penelitian dan Koleksi, Badan Manajemen Peninggalan Penjara Hoa Lo, mengatakan:

“Digitalisasi untuk melayani pengunjung diaplikasikan melalui sistem panduan audio. Perangkat ini memiliki 35 cerita, memperkenalkan benda-benda di peninggalan, contoh teladan prajurit revolusi patriotik yang meninggal di penjara Hoa Lo.

Kebudayaan dan Kesenian Vietnam Dorong Digitalisasi dengan Teknologi 4.0 - ảnh 2Gambaran di aplikasi di handphone. Foto: VOV5

Sejak 1997 Institut Kebudayaan dan Kesenian Nasional Vietnam telah menerapkan program target nasional tentang mengumpulkan, melestarikan, dan mempromosikan nilai-nilai budaya nonbendawi. Hingga saat ini Institut telah mendigitalkan 480 film ilmiah, 10.000 foto, dan sekitar 1.000 kaset dokumenter. Secara khusus, berkat digitalisasi warisan, Institut Kebudayaan dan Kesenian Nasional Vietnam telah berhasil membuat berbagai pengajuan ke Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) untuk didaftarkan dalam daftar Pusaka Budaya nonbendawi dari umat manusia, seperti kepercayaan pemujaan Raja Hung di Phu Tho, praktik pemujaan Dewi Ibu di Nam Dinh, lagu-lagu rakyat Vi, dan Dam dari Nghe Tinh.

Di bidang permuseuman, di mana digitalisasi berkembang pesat di dunia, di Vietnam juga terjadi pergeseran. Selama dua tahun terakhir, Museum Seni Rupa Vietnam dan Perusahaan Persero Perangkat Lunak Aplikasi pada telepon genggam Vietnam (VINMAS) telah meluncurkan Aplikasi Presentasi Multimedia Imuseum VFA. Cai Thai Hoang Uyen, Manajer Proyek ini mengatakan:

“Untuk menciptakan aplikasi ini, kami telah mempelajari dan belajar dari museum-museum besar di dunia seperti The Met Museum di Amerika Serikat, Museum Louvre di Perancis, Museum Rijks di Belanda dan Museum Nasional di Singapura. Aplikasi Imuseum VFA mendigitalkan 100 benda yang merupakan karya paling unik di Museum Seni Rupa Vietnam. Setiap benda memiliki kode QR dan pengenal unik yang ditempelkan padanya. Saat mengunjungi Museum Seni Rupa Vietnam, pengunjung hanya perlu membuka fitur pemindaian kode, dan segera ditampilkan informasi terinci, termasuk audio, foto berkualitas tinggi, teks, dan lokasi tampilan benda. Untuk pengunjung online, mereka dapat melihat keseluruhan album yang berisi 100 benda, dan juga bisa memasukkan kata kunci untuk mencari informasi tentang penulis, karya, dan materi dengan menggunakan aplikasi mesin pencari."

Pada Agustus 2020, Pemerintah Vietnam menyetujui Program "Meneliti, membangun basis data, dan menerbitkan karya sastra dan seni Vietnam berdasarkan revolusi industri keempat", sebuah program kunci kesadaran nasional untuk digitalisasi karya budaya Vietnam, sehingga membawa wajah baru bagi industri budaya. Masyarakat mendapat kemudahan untuk melihat berbagai koleksi, baik tradisional maupun kontemporer. Digitalisasi konten budaya kreatif di Vietnam membuka lebih banyak peluang bagi seniman Vietnam di arena seni global, sekaligus mengekspor karya budaya dan mempromosikan citra negara ke dunia./.

Komentar