WIMT –Perjalanan yang Mengesankan Lintas Asia Tenggara

Nguyen Ha
Chia sẻ
(VOVWORLD) - Ada banyak bentuk untuk berwisata, ada banyak cara untuk mengatasi keterbatasan sendiri, dan para peserta perjalanan dengan tema: “Wonderful Indonesia Motorbike Touring 2022” (WIMT 2022) telah memilih cara mereka sendiri. Dengan menunggang kuda-kuda besi, menempuh jarak sejauh 4.500 kilometer, 24 peserta WIMT Indonesia telah tiba di Kota Hanoi pada tgl 31 Juli malam, mengakhiri perjalanan selama dua pekan melewati negeri-negeri, misalnya Malaysia, Thailand, Laos, Kamboja, dan Vietnam.
WIMT –Perjalanan yang Mengesankan Lintas Asia Tenggara - ảnh 1Rombongan WIMT beserta para anggota Klub Sepeda Motor Hanoi di koridor perbatasan Cau Treo (Foto: Kedubes Indonesia di Vietnam) 

Suara khusus bersama dengan penampilan yang besar dan kasar dari motor-motor gede saat berhenti di satu hotel di sektor kota kuno Hanoi telah menyerap rasa ingin tahu dari warga di sekitarnya. Akhirnya, setelah hampir 10 jam berangkat dari koridor perbatasan Cau Treo (provinsi Ha Tinh, Vietnam Tengah), tim WIMT sudah tiba di Kota Hanoi.

“Kemarin kita sampai malam, kita beristirahat. Ketika kita finish di hotel, kita happy karena kita sudah selesaikan 4.500 Km dan kita semua selamat. Kita happy, kita berdoa bersama2, jadi kita tidur enak”.

WIMT 2019 diawali dari bapak Pratito Soeharyo dari KBRI di Laos yang pertama kalinya. Karena sebagai Duta Besar ia ingin melakukan diplomasi menggunakan sepeda motor, mengumpulkan para pengendara sepeda motor bagaimana caranya supaya Indonesia dan berbagai negara itu bisa bersatu. Waktu itu melewati 3 negara, dan tahun ini 5 negara.

Tim WIMT berangkat dari Indonesia, kemudian melewati perbatasan negeri-negeri Malaysia, Thailand, Kamboja, Laos dan Vietnam. Setelah segalanya ialah kegembiraan ketika seluruh tim mengatasi tantangan dan menikmati keindahan alam dan manusia di negeri-negeri yang mereka lewati. Bapak Sahzahan, seorang wirausaha usia 50 tahun, telah tidak bisa menyembunyikan rasa senang, rasa bangga dan rasa terharu ketika untuk kedua kalinya dapat berpartisipasi dalam WIMT untuk menaklukkan jalan-jalan di Asia Tenggara. Ia mengatakan:

Sebenarnya setiap tempat punya kesannya karena dulu juga ada ruting berbeda dengan saya, jadi ada jalur yang beda. Misalnya seperti kita memasuki mulai dari Kuala Lumpur sampai ke Thailand itu bisa masuk jalan tol, sedangkan jalan tol itu di Indonesia gak boleh masuk, jadi kita menikmati jalur highway. Pada saat masuk ke Kamboja, jalannya cukup besar tetapi tidak banyak jalan tol. Yang paling susah medannya tentu dari Kamboja masuk ke Laos. Tapi yang parah susah lagi pada saat kita setelah masuk perbatasan Vietnam dari Laos ke Vietnam”.

Sepanjang  perjalanan, para anggota WIMT telah mengalami banyak kesulitan, banyak status dan emosi yang berbeda: merasa khawatir karena mobil rusak, hampir-hampir kelelahan di bawah panas teriknya matahari lebih dari 40 derajat Celcius di Kamboja dan Vietnam; berdebar-debar dan khawatir saat mengalami jalan-jalan yang berbahaya atau kecelakaan karena tiba-tiba “membentur” kawanan sapi yang dilepas di tepi jalan.

WIMT –Perjalanan yang Mengesankan Lintas Asia Tenggara - ảnh 2Para pengendara Indonesia dan Kamboja melakukan perjalanan di sepanjang jalan-jalan Kamboja dalam rangka WIMT 2022. (Foto disediakan tim WIMT).

Untuk bisa menempuh perjalanan yang panjang ini, para anggota tim WIMT mendapat bantuan dari banyak pihak: Kedutaan Besar Republik Indonesia di negara-negara yang mereka lewati, berbagai departemen dan instansi terkait, khususnya koordinasi dan bantuan dari para pengendara dari klub-klub sepeda motor di negeri-negeri setempat. Semua pengalaman, persahabatan, dan keindahan di masing-masing destinasi dalam perjalanan tersebut meninggalkan rekam jejak yang baik terhadap para pengendara asal negeri ribuan pulau ini.

“Di setiap negara kami disambut oleh rekan-rekan setempat. Sambutannya luar biasa. Teman-teman sangat antusias, tidak pernah mengeluh, tidak lelah walaupun keadaanya panas, capek, jalan rusak, jadi salutlah luar biasa untuk persaudaraan dan kekompakannya”.

Di Kamboja, kita lihat ada yang mirip-mirip kita, juga ada banyak temple, ada Angkor Wat, ini mirip kita di Jawa. Tapi cuacanya panas sekali, kalau di Indonesia itu cuacanya hanya rata-rata 27-33, di sini paling rendah itu 33, paling tinggi 40 lebih. Pemandangan alam Vietnam paling bagus, gunung-gunung batu, jadi kita berfoto-foto dulu, alamnya bagus dan memang hijau”.

“Saya pastikan bahwa sesuatu yang dilakukan demi kecintaan dan kegairahan akan selalu sukses karena hal itu dilakukan dengan sepenuh hati”. Demikianlah penegasan Bapak Denny Abdi, Duta Besar Luaa Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Vietnam, dalam pidatonya ketika menyambut para pengendara Indonesia yang sudah menyelesaikan perjalanan mereka. Dan perjalanan para anggota WIMT kali ini telah mencapai sukses karena mereka membawa semua kegairahan, antusiasme, dan keberanian./.

Komentar