Perasaan para perantau muda Vietnam terhadap Presiden Ho Chi Minh

Tran Tuan
Chia sẻ
(VOVWORLD) - Pada waktu masih hidup, Presiden Ho Chi Minh selalu menyediakan perhatian khusus terhadap para perantau Vietnam, dan barangkali dengan semua rasa cinta dari orang Vietnam yang tinggal jauh dari kampung halaman telah memberikan kekuatan kepada Beliau dalam penggalan jalan mengusahakan jalan untuk menyelamatkan Tanah Air.
Perasaan para perantau muda Vietnam terhadap Presiden Ho Chi Minh - ảnh 1Para perantau muda Vietnam peserta  Perkemahan Musim Panas Vietnam (Foto: VOV)

Berkiblat ke Presiden Ho Chi Minh juga merupakan cara bagi para perantau Vietnam di seluruh benua untuk berkiblat ke Tanah Air, terutama bagi para perantau muda generasi ke-3 dan ke-4, dengan keinginan bisa mencaritahu, mempertahankan jati diri dan kebudayaan bangsa Vietnam di luar negeri.

Dalam kehidupan aktivitas revolusiner, Presiden Ho Chi Minh telah pergi ke banyak kawasan di dunia. Sejak Juli tahun 1928 sampai akhir tahun 1929, Beliau telah hidup dan bekerja di banyak tempat di Thailand dengan nama Thau Chin. Bumi Udonthani juga pernah mencatat jejak kaki Presiden Ho Chi Minh dalam perjalanan mengusahakan jalan menyelamatkan Tanah Air. Oleh karena itu, generasi muda orang Vietnam di Udonthani dewasa ini, meski lahir dan dibesarkan di Thailand, tetapi tetap berkiblat ke Presiden Ho Chi Minh dengan rasa cinta dan rasa hormat. Tran Viet Thai, 24 tahun, seorang yang sangat gandrung mencaritahu tentang sejarah Vietnam, khususnya kisah-kisah tentang Presiden Ho Chi Minh selama waktu melakukan aktivitas revolusioner di Thailand. Dia mengatakan:

“Orang Vietnam di Thailand sangat mencintai Presiden Ho Chi Minh. Pada masa saya kecil, orang tua saya telah banyak menceritakan tentang Presiden Ho Chi Minh kepada saya. Meskipun kondisi hidup Beliau sangat sulit, tetapi Beliau adalah seorang yang sangat agung”.

Tidak hanya di Thailand saja , setiap tahun sampai peringatan ultah lahirnya Presiden Ho Chi Minh, para perantau Vietnam di Laos berkumpul dan mengadakan acara membakar hio untuk mengenangkan Presiden Ho Chi Minh, membeberkan kembali waktu yang sangat sulit, tetapi penuh cemerlang dari bangsa. Di samping itu, Asosiasi Orang Vietnam juga berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Vietnam di Laos mengadakan banyak aktivitas yang praksis tentang Presiden Ho Chi Minh seperti: mencanangkan gerakan belajar dan bertindak sesuai dengan keteladanan moral Ho Chi Minh, kompetisi mencaritahu tentang Presiden Ho Chi Minh dan tentang kampung halaman, dan sebagainya guna mendidik generasi muda tidak hanya menjaga keutuhan keindahan kebudayaan dalam hatinya, tetapi juga turut menyebarkan-nya lebih luas lagi kepada banyak orang. Membawa dua arus darah Vietnam  dan Laos, Nguyen Ngoc Mai, 23 tahun, lahir dan dibesarkan di Laos, sejak waktu kecil ketia dia mulai bisa bertutur dua kata “ba, me” (artinya bapak, ibu) dia juga bisa melafalkan dua kata “Bac Ho” (artinya Paman Ho):

“Pada waktu saya kecil, Ibu saya telah menceritakan tentang Paman Ho kepada saya. Ketika pulang ke Vietnam, saya berpeluang mengunjungi kampung halaman Paman Ho, melihat rumah yang beratap alang-alang, benda-benda dalam keluarga Paman Ho yang sangat lugas dan sederhana, tetapi itu adalah tempat kelahiran seorang pahlawan bangsa. Hal itu membuat saya merasa sangat terharu dan saya juga belajar banyak hal dari Paman Ho”.

Perasaan para perantau muda Vietnam terhadap Presiden Ho Chi Minh - ảnh 2 Para perantau muda Vietnam membakar hio untuk mengenangkan Presiden Ho Chi Minh (Foto: VOV)

Bagi para perantau Vietnam di Eropa dan Afrika, meskipun ada lebih sedikit kesempatan berkontak atau mencaritahu tentang Presiden Ho Chi Minh terbanding dengan teman-teman di kawasan lain, tetapi citra Paman Ho dibayangkan melalui kisah-kisah dari orang tua, atau lagu-lagu pada masa kanak-kanak. Di samping itu, partisipasi di Perkemahan Musim Panas Vietnam juga merupakan area main yang bermanfaat, merupakan kesempatan bagi mereka untuk mendapat pengalaman, dan mencaritahu tentang Presiden Ho Chi Minh, tentang tradisi budaya dan sejarah melalui situs-situs peninggalan sejarah dan lanskap. Dari situ membangkitkan semangat patriotisme serta rasa bangga akan bangsa untuk generasi perantau muda Vietnam. Bui Hoang Thang, 20 tahun, di Kanada dan Tran Phuong Anh, 21 tahun, di Ukraina mengatakan:

“Saya berpeluang mendengarkan kisah-kisah tentang Paman Ho, terutama waktu Beliau berada di Rusia dan menemui Pemimpin Le-nin. Saya belajar banyak hal dari teladan Presiden Ho Chi Minh, yaitu kelugasan dan selalu harus berusaha sekuat tenaga”.

“Paman Ho merupakan seorang yang sangat pandai karena Beliau mengetahui banyak bahasa asing. Sekarang saya ingin belajar secara sangat baik, setelah itu sangat ingin pulang ke Vietnam dan bekerja untuk Vietnam guna membangun tanah air semakin baik”.

Dengan kondisi yang kondusif, tinggal, belajar dan bekerja di lingkungan berbudaya, menerima pengetahuan-pengetahuan, teknik, teknologi yang paling mutakhir di dunia beserta kedinamisan dan kekreatifan dari kalangan muda, para pemuda dan mahasiswa Vietnam di seluruh dunia merupakan para duta yang menyosialiasikan citra, kebudayaan, dan orang Vietnam kepada sahabat-sahabat internasional serta menjadi jembatan penghubung untuk persahabatan dan hubungan antara Vietnam dan negara-negara lain, turut membangun kampung halaman semakin berkembang, indah dan kuat.

Komentar